Stabilkan Harga Gabah Masa Panen Raya, Kementan Terapkan Sistem Resi Gudang

Selasa, 29 Maret 2022 | 20:26 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan strategi guna menstabilkan harga gabah agar tidak anjlok pada masa panen raya padi musim panen awal 2022 ini. Kementan menerapkan sistem resi gudang atau tunda jual yang berfungsi sekaligus untuk penguatan cadang beras nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan beberapa tantangan yang musti dilaksanakan di tahun 2022, diantaranya peningkatan produksi minimal 6 ton/hektare, swasembada pangan, perubahan pola pikir petani agar mulai melakukan penghematan aplikasi pupuk/ pestisida kimiawi dan menggantikan dengan pupuk hayati/agens pengendali hayati agar dapat mengembalikan kesuburan tanah. Tantangan lainya pada musim panen raya yakni terjadinya penurunan harga akibat produksi melimpah.

pt-vale-indonesia

“Adanya Sistem Resi Gudang salah satu upaya menjaga stabilitas cadangan dan sistem logistik pangan. Dimulai dari Penguatan Cadangan Beras Pemerintah Provinsi, Penguatan Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten/Kota,” demikian dikatakan Suwandi pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialiasi Propaktani, Selasa (29/03/2022).

Suwandi menambahkan penguatan cadang beras pun dengan mendorong Kementerian Dalam Negeri untuk mengakselerasi Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. Termasuk, Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan LPM Berbasis Desa (LPMDes).

LPM, lanjutnya bekerjasama dengan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) di setiap lumbung pangan kecamatan. Penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan.

“Kementerian Pertanian saat ini masif menggelorakan Gerakan Ketahanan Pangan guna memperkuat perekonomian masyarakat hingga nasional sebagai langkah nyata untuk mengantisipasi dampak pandemi covid-19 terhadap ketahanan pangan,” ucapnya.

“Karena itu, sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo upaya penyediaan pangan harus diperkuat dengan cara baru atau modern yakni harus lebih maju dengan lompatan hasil yang dicapai lebih besar agar ketersediaan pangan tangguh, kesejahteraan petani meningkat bahkan bisa ekspor,” imbuh Suwandi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Widiastuti menjelaskan Bappebti sebagai otoritas akan terus melakukan sosialiasi kepada masyarakat perihal manfaat sistem resi gudang. Salah satu manfaat resi gudang untuk menjaga kestabilan harga.

“Tentunya ini sangat membantu para petani dan pemilik komoditas untuk menjaga nilai komoditas yang mereka miliki. Dengan memanfaatkan resi gudang, kesejahteraan para petani dan pemilik komoditas diharapkan meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, sistem resi gudang merupakan instrumen usaha pascapanen yang dilakukan dengan mekanisme tunda jual, di mana petani atau koperasi menyimpan barang ketika harga jatuh. Saat ini, terdapat 20 komoditas yang bisa memanfaatkan sistem resi Gudang jika mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/2021.

“Kita akui pemanfaatan resi gudang, khususnya untuk komoditas pertanian seperti gabah dan beras, masih perlu ditingkatkan dan diperluas. Dengan demikian, peran sistem resi gudang sebagai instrumen pemberdayaan pelaku usaha pertanian dapat lebih banyak dirasakan para pelaku usaha pertanian, khususnya petani serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah,” terang Widiastuti.

Asisten Manajer Pemasaran Kredit BRI Cabang Wonogiri, Nugroho Edi Purno Atmojo mengaku dukungan terhadap pembiayaan sistem resi gudang merupakan komitmen BRI dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Komitmen ini khususnya di sektor 20 komoditas yang masuk dalam sistem resi gudang.

“BRI tentu sangat mendukung sistem resi gudang. Dukungan ini telah dilakukan dalam gudang-gudang sistem resi gudang di berbagai daerah,” katanya.

Nugroho mengutarakan ada beberapa benefit atau manfaat skema subsidi resi gudang yang akan diterima petani.

“Pertama, pada saat panen raya, kecenderungan harga akan jatuh sehingga petani tidak dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Kedua, petani dapat memanfaatkan konsep tunda jual yaitu dengan cara menyimpan barang hasil panennya di gudang dan menjualnya ketika harga tinggi. Ketiga, petani yang menyimpan barangnya di gudang SRG mendapatkan bukti simpan berupa Resi Gudang. Keempat, resi gudang yang digunakan sebagai jaminan ke Bank dalam mengakses pembiayaan atau kredit dan mendapatkan subsidi bunga kredit,” ungkapnya.(*)


BACA JUGA