Optimalkan Pengembangan Kawasan Kedelai, Mentan SYL Ajak Bangkitkan Kedelai Nasional

Jumat, 22 April 2022 | 16:26 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

BOGOR, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan beberapa langkah untuk memacu produksi kedelai lokal. Hari Kamis (21/04/2022) dilakukan pertemuan Percepatan Pengembangan Kegiatan kedelai dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Pangan yang juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih di 14 Provinsi sentra kedelai.

Dirangkaikan dengan acara buka bersama, Menteri Pertanian Syahrul Limpo yang hadir memberikan arahan pada kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa peluang untuk mengembalikan kejayaan kedelai lokal harus ditangani dengan serius.

pt-vale-indonesia

“Salah satu yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam bulan Ramadan adalah dikabulkannya doa kita. Termasuk hari ini, kita niatkan kedelai menjadi bagian dari kehidupan kita, yang kurang lebih 15 tahun tergantung kepada negara lain,” kata Mentan SYL.

“Nafas yang baik hanya bisa baik kalau kita ada makanan. Belum selesai bencana Covid-19, kita dihantam oleh Climate Change, bencana dimana mana. Ujungnya adalah terganggunya produktivitas yang membuat harga kedelai anjlok. Dan berakibat para petani tidak tertarik untuk menanam kedelai,“ jelasnya.

Selanjutnya SYL berharap agar semua dari hulu hingga hilir selalu semangat dalam berjuang untuk membangkitkan kedelai Indonesia. Dengan situasi yang menguntungkan, dimana saat ini harga kedelai lokal sangat menjanjikan dikarenakan harga kedelai impor melebihi harga kedelai lokal. Hal ini menurutnya menjadi momen yang tepat untuk percepatan kebangkitan kedelai nasional.

Sebagai informasi alokasi kegiatan pengembangan Kawasan kedelai tahun 2022 seluas 52.000 hektare di 16 Provinsi. Kemudian, untuk menambah gairah petani menanam kedelai, telah disetujui tambahan anggaran pengembangan kedelai melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2022, seluas 300.000 ha di 14 provinsi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan perlunya beberapa langkah percepatan dengan mengundang Dinas Pertanian daerah untuk segera mengusulkan calon petani dan calon lokasi (CPCL), kemudian dari BSPB juga perlu mendukung untuk proses sertifikasi benih kedelai. Terkait peningkatan produksi kedelai, memang diperlukan percepatan adopsi teknologi budidaya kedelai yang terbarukan dari rata-rata produktivitas 1,5 ton per hektare bisa ditingkatkan menjadi 2-3 ton per hektare.

“Pada dasarnya, ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar 200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu backup semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya,” jelas Suwandi.

Pola pengembangan kedelai saat ini dengan melibatkan offtaker untuk menjamin kepastian harga hasil panen petani.

“Mengingat keterbatasan anggaran Kementan, jadi kita dorong juga petani supaya bisa memanfaatkan KUR, disamping kita juga menggenjot penyediaan benih kedelai yang bermutu, kita kejar ke arah mendekati provitas ideal potensi Litbang yang bisa sampai 3 ton per hektare,” tambah Suwandi.

Sementara itu Kementerian Pertanian juga sudah mempersiapkan langkah antisipasi untuk menjaga stok pangan dalam bulan Ramadan hingga Lebaran. Dia menyebutkan, stok beras hingga akhir Mei 2022 diperkirakan 9,84 juta ton dengan telah memperhitungkan panen raya.

Pemerintah juga menjamin ketersediaan stok 12 komoditi pangan relatif aman menjelang Ramadan hingga Lebaran. Sebanyak 12 kebutuhan pangan pokok yakni beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, dan minyak goreng, semua tersedia cukup aman.

Kementerian Pertanian telah memvalidasi data tersebut dan melakukan faktualisasi sampai ke lapangan dan juga mempersiapkan langkah kerja sama dengan stakeholder terkait untuk mendistribusikan pasokan komoditas pangan strategis dari daerah surplus ke daerah yang defisit.(*)


BACA JUGA