Bos OJK Pamer Stabilitas Jasa Keuangan di Forum B20 New York, Sulsel Ikut Andil

Senin, 25 April 2022 | 23:28 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

NEW YORK, GOSULSEL.COM — Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Ia menghadiri sejumlah pertemuan dengan kalangan pebisnis dan para tokoh ekonomi serta akademisi di sejumlah kampus di Kota New York.

Dalam forum “The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum” yang dilaksanakan di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia, New York, akhir pekan ini, kepada kalangan pebisnis yang hadir, Wimboh menyampaikan besarnya potensi investasi Indonesia. Diantaranya, didukung sektor jasa keuangan yang tetap stabil di tengah kondisi pandemi Covid-19.

pt-vale-indonesia

B20 merupakan forum lanjutan dari G20 yang mewakili bisnis internasional. Forum ini turut dihadiri oleh Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arjad Rasjid beserta jajaran.

Dijelaskan Wimboh, laju intermediasi sektor perbankan terus meningkat. Per Februari sudah tumbuh 6,3 persen yoy dengan risiko yang terkendali terlihat dari data NPL gross 3,1 persen.

“Industri Perbankan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang konsisten dengan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini sebesar 25,8 persen. Angka di atas 20 persen ini konsisten terus meski melewati masa pandemi, dan bahkan terus membaik. Hal ini menunjukkan perbankan Indonesia sangat aman menghadapi potensi risiko di masa depan,” katanya.

Selain itu, menurutnya kinerja di sektor Pasar Modal juga terus menunjukan tren positif. IHSG pada 14 April 2022 berada pada angka 7.235,53 (9,94 persen ytd) dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Perolehan dana juga terus mencerminkan optimisme pasar dengan 18 Initial Public Offerings (IPO) sepanjang tahun 2022, dengan nilai Rp19,21 triliun.

Pada Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga stabil dan kuat. Tercatat Risk Based Capital (RBC) pada asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi terjaga dengan baik masing-masing di 535,7 persen dan 323,1 persen. Pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan juga membaik, tumbuh sebesar 2,43 persen yoy. Sementara untuk Non Performing-Finance (NPF) perusahaan pembiayaan juga stabil di 3,25 persen.

Di Sulsel misalnya, OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga. Itu diiringi fungsi intermediasi yang membaik.

Hal tersebut dikemukakan Kepala OJK Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua Moh Nurdin Subandi beberapa waktu yang lalu. Ia mengatakan, perbaikan didorong terkendalinya pandemi, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian.

Hal tersebut terkonfirmasi dari pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan III yang tumbuh positif 3,24 persen, serta Leading Indicator pada triwulan berjalan seperti Prompt Manufacturing Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil, dan Kapasitas Produksi Terpakai Sulsel yang terus melanjutkan tanda-tanda “recovery” atau pemulihan.

Selain itu, informasi positif dari data sektor riil tersebut tercermin pada kinerja intermediasi keuangan. Di mana cenderung prosiklikal dengan perkembangan perekonomian Sulsel.

Data kinerja industri jasa keuangan yang stabil dan prospeknya yang bagus itu menurut Wimboh merupakan informasi yang sangat bagus bagi para calon investor asing yang ingin berinvestasi di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun berinvestasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.

Ditambahkan Wimboh, Indonesia memiliki potensi investasi yang sangat menarik karena selain didukung jumlah populasi penduduk 274 juta yang sebagian besar usia produktif, kondisi perekonomian juga sangat baik dan terus bertumbuh pulih dari dampak tekanan pandemi Covid-19.

“Dalam ekonomi digital, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara, saya percaya itu. Saya rasa kontribusi transaksi pada tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 124 miliar dolar AS. Dan kami memiliki 17.000 pulau, kami adalah pusat sumber daya alam. Kami banyak berkembang dalam sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan dan pariwisata,” katanya.

Dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Wimboh menjelaskan bahwa OJK telah mengeluarkan sejumlah kebijakan di bidang green economy. Diantaranya, menerbitkan dokumen Taksonomi Hijau yang akan menjadi panduan aktivitas ekonomi yang melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim.(*)


BACA JUGA