OJK: Pangsa Pasar Bank Syariah Capai 6,65 Persen

Senin, 25 April 2022 | 14:48 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pangsa pasar perbankan syariah sudah mencapai 6,65 persen per bulan Februari 2022. Jumlah yang tercatat sebesar Rp 681,95 triliun yang terdiri dari 65,47 persen Bank Umum Syariah (BUS), 32,03 persen Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebesar 2,5 persen.

Kepala Departemen Pengawas Bank Syariah, Jasmi menilai perlu merasionalkan marketshare tersebut. Meski telah terlepas dari jebakan pangsa lima persen, Jasmi mengaku tidak mudah untuk bisa mencapai nilai 20 persen atau bahkan 10 persen.

pt-vale-indonesia

“Kita harus rasional, meski aset di perbankan konvensional tidak bertumbuh tetap Rp 10.297 triliun dan andai sekalipun bank syariah tumbuh 100 persen itu juga belum tentu terkejar pangsa lebih besar, rasionalitas itu perlu kita bangun juga,” ungkap Jasmi dalam Media Briefing OJK, Jumat (22/04/2022).

Menurut Jasmi, OJK lebih fokus pada pertumbuhan positif yang berkualitas sehingga peran dan kontribusi perbankan syariah bisa lebih signifikan. Pihaknya konsisten menjaga industri dengan baik agar kualitasnya semakin positif pada kesejahteraan masyarakat.

Dari sisi pangsa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan, nilai pangsanya lebih tinggi yakni masing-masing 7,23 persen sebesar Rp543,11 triliun, dan 7,18 persen sebesar Rp423,46 triliun. Jasmi menyebut, bank syariah juga terus menunjukkan performa yang baik dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

“Dalam konteks likuiditas, pengelolaan risiko, permodalan, efisiensi, dan lainnya itu sangat oke dan punya ruang luas untuk dukung pemulihan ekonomi, tinggal tunggu //demand// masyarakat saja,” sambung Jasmi.

Perbankan syariah dinilai sangat siap untuk mendorong pemulihan ekonomi meski di tengah kondisi menantang karena tekanan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global. Likuiditas untuk penyaluran pembiayaan juga masih longgar untuk bisa dimanfaatkan oleh industri.

Per Februari 2022, rasio alat likuid per DPK tercatat 34,10 persen, naik 5,23 persen (yoy). Sementara rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 77,34 persen dan Rasio Kecukupan Modal atau CAR sebesar 22,41 persen.

Rasio pembiayaan bermasalah pun terus membaik dengan nilai 2,64 persen (gross) dan 0,99 persen (nett). Secara umum, Jasmi mengatakan industri perbankan syariah menunjukan performa yang terus positif dalam lima tahun terakhir, termasuk di masa penuh tantangan pandemi Covid-19. (*)

Tags:

BACA JUGA