Golkar, PPP dan PAN Dianggap Koalisi Penentu Kemenangan di Pemilu 2024
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Andi Lukman Irwan menilai, koalisi Partai Golkar, PAN dan PPP dinilai punya peluang menang besar. Baik di Pemilihan Presiden (Pilpres), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) semua tingkatan.
Apalagi untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pilkada kabupaten kota se-Sulsel. Tiga Partai Politik (Parpol) ini memiliki tokoh-tokoh yang akan menjadi juru kunci kemenangan pada pesta politik 2024 mendatang.
“Saya kira kalau dari sisi idelogi partai inikan di antara Golkar, PPP, PAN ini sama-sama kemudian kelompok partai nasionalis, walaupun kemudian basis konstituennya adalah agama, tapi kalau kita lihat platform partai ini kelihatan berada pada satu frame ideologi yang sama kelompok nasionalis,” jelas Andi Lukman, Minggu (15/05/2022).
Menurut Andi Lukman, kolaborasi ketiga parpol tersebut memiliki peluang menjadi pemenang besar baik di Pilpres maupun Pilkada. Khusus di Sulsel lanjut dia, koalisi ini dianggap yang paling kuat dari koalisi lainnya.
“Kalau tiga partai ini membangun koalisi misalnya untuk kontes Sulawesi Selatan, ini menjadi satu kekuatan yang sangat kuat, menjadi satu gerbong yang memiliki potensi untuk mampu memenangkan kontestasi,” beber Andi Lukman.
Ditambah lagi dengan jejaring yang sangat kuat dari Golkar sampai ditingkat paling bawah, lebih-lebih pemilih-pemilih tradisional yang sangat loyal dengan partai berlambang pohon beringin rindang itu. Belum lagi bagaimana kekuatan dari PPP dan PAN yang masing-masing memiliki pemilih fanatik.
“Saya kira ini menjadi keuntungan mesin politik yang sangat kuat secara elektoral. Dengan dukungan PPP dan PAN, saya kira dari sisih pemilih pun sudah pada kelompok pemilih tradisional, kemudian infrastruktur partai yang sudah sangat kuat sampai ditingkat jejaring bawah,” urainya.
“Saya kira ini menjadi gerbong yang memiliki potensi untuk mampu memenangkan siapun nantinya yang akan diusung, tinggal bagaimana mampu memilih figur yang tepat untuk diajukan dalam kontestasi, konteks Pilgub Sulsel dan Pilkada kabupaten juga nantinya,” tambahnya.
Untuk langkah-langkah dari koalisi tiga parpol ini, pertama bagaimana menciptakan kesepakatan politik figur yang akan diusung pada setiap kontestasi. Tentu yang akan ditunjukkan adalah tokoh kunci kemenangan.
“Dari sisi figuritas, itu masuk dalam tokoh yang menjadi tokoh kunci, sehingga sepanjang masing-masing memiliki pemahaman yang sama, memiliki cara pandang yang sama, itu akan lebih memudahkan untuk tiga partai ini membangun koalisi yang kuat,” tuturnya.
Menurut akademisi Unhas Makassar itu, tiga parpol ini masing-masing punya figur yang kuat. Mereka punya figur yang secara elektoral bisa menjual, tinggal bagaimana kemudian menyatukan kekuatan dan bagaimana membangun sinergi yang harmonis antara jenjang-jenjang struktural partai, sehingga siapapun yang akan diajukan nanti dalam kontestasi itu.
“Kemudian dari segi modal finansial dari ketiga partai ini, saya kira punya masing-masing, kemudian kekuatan elite yang mampu berkontribusi secara finansial. Tapi persoalannya sekarang bagaimana mereka bisa menata, memainkan peran yang lebih besar di dalam kontestasi Pileg dulu sebelum Pilkada,” ungkapnya.
“Karena, kalau kita lihat masih partai-partai basis Islam sekarang juga sudah melakukan upaya penetrasi yang kuat di kelompok pemilih Islam,” lanjut dia.
Yang paling penting, nantinya akan sangat bergantung dengan tokoh-tokoh kunci elite di DPP masing-masing, untuk menyatukan siapa figur diantara tiga parpol ini untuk dimajukan di kontestasi Pilgub Sulsel dan Pilkada kabupaten kota se-Sulsel.
“Sekarang ada bapak Taufan Pawe yang jadi nahkoda partai Golkar. Figur beliau ini adalah figur magnet politik elektoral yang kuat, dan punya rekam jejak prestasi yang bagus, sehingga bagaimana kemudian proses komunikasi loby politik bisa dilakukan. Saya kira kans pak TP untuk di usung di antara tiga partai ini sangat besar sekali, beliau memiliki modal politik dan modal finansial yang kuat,” tutupnya.(*)