Inflasi Sulsel di Bulan Mei Rendah 0,28 Persen, Ini Penyebabnya

Kamis, 02 Juni 2022 | 23:40 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Inflasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan Mei 2022 secara tahunan sebesar 0,28% (mtm). Dan lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,21% (mtm).

Sementara itu, secara spasial, dari 5 kota IHK yakni Bulukumba, Makassar, Palopo, Parepare, dan Watampone di Sulsel, inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Kota Parepare sebesar 1,88% (mtm). Sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Makassar yaitu sebesar 0,13% (mtm).

pt-vale-indonesia

Secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 2,58% (ytd). Atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,29% (ytd).

Sedangkan secara tahunan, Sulsel mengalami inflasi sebesar 3,33% (yoy). Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,55% (yoy) dan berada dalam sasaran inflasi nasional tahun 2022 yaitu 3,0±1%.

Inflasi bulanan di Sulsel utamanya disumbang oleh beberapa kelompok, seperti Transportasi; dan Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Adapun dengan inflasi masing-masing sebesar 1,99% dan 0,52% (mtm).

Inflasi kelompok Transportasi memiliki andil sebesar 0,23%, terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara. Hal itu meningkatnya permintaan seiring pelonggaran pembatasan perjalanan masyarakat pada momen cuti bersama Hari Raya Idulfitri.

Sumbangan inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga terutama berasal dari kenaikan tarif air minum PAM. Di sisi lain, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm), terutama disebabkan oleh menurunnya harga cabai rawit, cabai merah, bayam, dan tomat, seiring pasokan yang tetap terjaga.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana menyampaikan bahwa hari raya Idulfitri yang dirayakan pada bulan Mei 2022 turut mempengaruhi realisasi inflasi di Sulsel. Secara umum, peningkatan konsumsi masyarakat selama periode Hari Raya Idulfitri mendorong terjadinya kenaikan harga komoditas.

“Meskipun demikian, realisasi inflasi Sulsel tetap berada pada level yang terkendali,” ucap Causa Iman, Kamis (02/06/2022).

Hal ini, lanjut Causa Iman, tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel. Itu dalam menjaga stabilitas harga.

“Bank Indonesia bersama dengan TPID di wilayah Sulsel berkomitmen untuk terus bersinergi menjaga stabilitas harga melalui strategi Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif (4K) dan penguatan kerja sama antar daera,” tukasnya.(*)


BACA JUGA