Menteri Pertanian, Syahrul Yasin limpo (Mentan SYL) saat hadir dalam acara pra-Rakernas Partai NasDem di Ballroom Gedung NasDem Tower, Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (08/06/2022)

SYL Paparkan Strategi Pengamanan Pangan Nasional Hadapi Geopolitik dan Geostrategi Dunia

Kamis, 09 Juni 2022 | 11:48 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan pengamanan pangan nasional dalam menghadapi geopolitik dan geostrategi dunia dalam kondisi aman dan terkendali. Hal tersebut disampaikan SYL pada acara pra rakernas Partai Nasdem, Rabu (08/06/2022).

Menurut SYL, strategi yang dibangun sejauh ini sudah selaras dengan program jangka panjang Kementan, terutama yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan. Diantaranya meningkatkan kapasitas produksi dan menguatkan cadangan sistem logistik pangan.

pt-vale-indonesia

“Strategi pembangunan pertanian yang kita jalankan sudah sejalan dengan program jangka panjang ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan,” ujar SYL.

SYL mengatakan, pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam menopang berbagai aspek. Termasuk aspek ekonomi maupun pembukaan lapangan kerja hingga berjuta-juta.

“Kita sudah memiliki cara bertindak seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, pengembangan pertanian modern dan gerakan tiga kali ekspor (gratieks),” katanya.

Disisi lain, SYL menegaskan bahwa kebutuhan 12 bahan pokok yang selama ini dijaga Kementan dalam kondisi aman dan cukup. Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan. Hanya saja kata dia, ada empat komoditas yang dilakukan impor. Pertama, daging, kedua gula, ketiga kedelai dan keempat bawang putih.

“Ada 12 komoditas yang kita jaga yaitu beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng dan lain-kain. Posisi strategi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan 273 juta penduduk dipastikan cukup. Tapi yang perlu diingat juga bahwa pertanian telah membuka lapangan kerja dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia,” katanya.

Perlu diketahui, Indonesia berhasil meningkatkan produksi beras nasional sehingga dalam 3 tahun terakhir tidak melakukan impor. Padahal, sebelumnya, Indonesia mengimpor beras 1,5 sampai 2 juta ton beras setiap tahunnya.

Sejalan dengan meningkatnya produksi, nilai tukar petani pada Januari 2022 mencapai 108,67 atau naik sebesar 0,30 persen. Sedangkan nilai tukar usaha petani (NTUP) mencapai 108,65 atau naik 0,12 persen. Selain itu terdapat juga rangkaian curva NTP yang sangat positif yang terjadi di sepanjang periode 2020 lalu.(*)


BACA JUGA