Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Perwakilan FAO untuk Indonesia, Rajendra Aryal saat mencoba mengendarai mesin Combine Harvester dalam acara Peringatan Hari Krida Pertanian di Desa Tegal Sari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, beberapa waktu yang lalu

Kurangi Kehilangan Panen, Kementan Tingkatkan Pemanfaatan Alsintan Pasca Panen

Selasa, 28 Juni 2022 | 18:31 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) mengoptimalkan pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) guna menjamin berjalannya kegiatan pasca panen guna mengurangi kehilangan hasil pertanian yang cukup besar. Kehilangan ini dapat terjadi atau diakibatkan karna penggunaan alat panen konvensional, serangan hama, jamur dan penyakit serta efisiensi pengolahan yang rendah.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan terus memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan pun sangat ketat melakukan pengawasan agar penggunaan bantuan tersebut benar-benar optimal.

“Bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepeduliaan pemerintah agar produk tanaman pangan semakin berkualitas sesuai standar yang berlaku, sehingga petani dapat memperoleh harga yang lebih layak. Oleh sebab itu bantuan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan berkelanjutan,” ujar Suwandi dalam acara Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 509 yang di selenggarakan secara daring, Selasa (28/06/2022).

pt-vale-indonesia

Di kesempatan yang sama, Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Emmy Darmawati menjelaskan pemanfaatan Alsin pasca panen dan kontribusinya terhadap penyelamatan kehilangan hasil. Menurutnya, pemanfaatan alsintan dengan baik berpengaruh nyata terhadap menurunnnya kehilangan hasil panen.

“Proses-proses pasca panen akan menghasilkan potensi kehilangan maupun kerusakan bila tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya,” ujar Emmy.

Akademisi IPB, Gatot Pramuhadi menambahkan inovasi Alsin pasca panen yang murah dan produksi sendiri sebagai solusi alsintan impor. Alsintan di Indonesia diharapkan memiliki kapasitas kerja tinggi, losses rendah, tidak mudah rusak dan harga terjangkau.

“Hal tersebut dapat dicapai jika didukung oleh Alsintan produksi nasional yang inovatif, berkinerja bagus, awet dan murah, bengkel Alsintan ada di setiap kecamatan dan tersedianya suku cadang dengan demikian akan menjadi solusi cinta produksi nasional Indonesia,” jelasnya.(*)


BACA JUGA