Kurangi Impor, Kementan Tingkatkan Produksi dan Pasca Panen Kedelai Lokal

Kamis, 25 Agustus 2022 | 16:47 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) terus melalukan upaya peningkatan produksi dan pasca panen kedelai lokal guna mengurangi impor dan menuju swasembada kedelai di tahun 2026. Oleh karena itu, pengembangan budidaya kedelai berbasis korporasi terus digalakkan dengan melibatkan pelaku usaha agar penyerapan hasil kedelai lokal mendapat kepastian harga dan pasar yang menguntungkan petani.

Hal ini terungkap dalam webinar BTS Propaktani Episode ke-595 Ditjen Tanaman Pangan Kementan bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) mengangkat topik “Kesiapan Dunia Usaha dalam Penyerapan Hasil Kedelai Lokal”, Kamis (25/08/2022).

pt-vale-indonesia

Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), Yuris Tiyanto mengatakan Kementan telah menyusun langkah strategi pengembangan kedelai dari hulu sampai hilir dalam rangka membangkitkan kedelai lokal. Pertama, dari mulai pembentukan Tim Percepatan Swasembada yang beranggotakan para pakar, akademisi dan pelaku kedelai.

“Kedua, secara intensif terus memberi motivasi dan sosialisasi kepada petani dan stakerholders terkait strategi peningkatan produksi, konsep kawasan kedelai hulu-hilir berbasis korporasi petani,” demikian kata Yuris dalam webinar tersebut.

Ketiga, lanjut Yuris, yakni merubah mindset semua pihak termasuk petani, penyuluh, instansi terkait bahwa usaha tani kedelai menguntungkan. Hal ini didasari saat harga kedelai lokal bisa bersaing dengan kedelai impor dan kebutuhan akan konsumsi olahan berbahan baku kedelai terus meningkat seperti tahu, tempe, dan olahan lainnya.

“Bersama pakar dan pihak terkait menyiapkan teknologi budidaya kedelai produktivitas tinggi, melakukan demplot kedelai, pengembangan Kawasan kluster hulu hilir pola korporasi dan KUR Hybrid sebagai soybean village di daerah sentra kedelai,” paparnya.

“Penyiapan penyediaan benih khususnya untuk program bantuan pemerintah, gerakan tanam, panen secara massif di berbagai daerah sehingga petani tertarik yang pada akhirnya akan tumbuh berkembang sentra-sentra baru kedelai,” pinta Yuris.

Lebih lanjut Yuris menjelaskan untuk mendukung keberhasilan tersebut, pihaknya menjalankan 5 akurat yang disebut sebagai five succes new Akabi. Yaitu akurat budidaya yang harus berpihak kepada petani kedelai, akurat sarana produksi yang berkaitan dengan input benih kedelai yang harus mencapai 80% dan hasil produksi yang harus sesuai dengan rekomendasi budidaya spesifik lokasi, akurat pembiayaan, akurat lahan serta petani dan yang tidak kalah penting adalah akurat siklus usaha yang menjaga agar mutu dan demand terhadap kedelai tetap bagus, sehingga harga hasil produksi kedelai tetap stabil.

“Strategi lainnya dengan menyusun konsep perencanaan pengembangan kedelai melalui roadmap dalam upaya mencapai Swasembada kedelai. Tentunya menyediakan dukungan penganggaran serta kebijakan sebagai payung hukum dalam upaya peningkatan produksi serta peningkatan pendapatan petani kedelai,” terangnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, Enny Harmayani mengaku optimis Indonesia mampu meningkatkan produksi kedelai lokal melalui penerapan Smart Agroindustrial Entrepise (SAE) yang tepat dapat mengawal kebangkitan kedelai nasional. Adapun SAE merupakan platform yang digunakan untuk memonitoring seluruh kegiatan budidaya kedelai yang membantu meningkatkan produktifitas hasil panen kedelai.

“Kedelai lokal yang dihasilkan menggunakan sistem SAE ini memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kedelai impor dengan warnanya yang kuningg fresh. Saya yakin dengan ini berserta kerjasama dari semua stake holder kita mampu mengawal kebangkitan kedelai akan tercapai sehingga kita dapat menghemat devisa dan semakin menyejahterakan tentunya,” tegasnya.

Ketua Umum ISWI, Retno Sri Endah Lestari mengatakan adanya penerapan budidaya dan pasca panen dengan sumber pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) sangat membantu petani meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Peningkatan produksi kedelai lokal harus diwujudkan mengingat kedelai lokal sangat kaya akan manfaatnya.

“Kedelai memiliki manfaat yang luar biasa, kandungan nutrisi yang lengkap dan protein tinggi menjadikan kedelai sebagai salah satu makanan sehat. Kedelai juga baik untuk menjaga kolestrol dalam darah, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, tulang sendi, dan berbagai manfaat lainnya,” paparnya.

Owner PT. ATTEMPE Yogyakarta, Nurhayati Nirmalasari menyebutkan sebagai pelaku usaha yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku usaha, lebih memilih menggunakan kedelai lokal. Penggunaan kedelai lokal mampu membantu menghasilkan produk tempe beserta olahan kedelai dengan kualitas yang lebih baik dibanding produsen lain yang menggunakan kedelai impor.

“Saya sebagai user kedelai lokal, saya bisa menjamin kalau kualitas kedelai lokal jauh lebih bagus dari kedelai impor,” kata Nurhayati.(*)