Dewan Nilai Tender Proyek di Pemkot Makassar Berjalan Lambat Bisa Merugikan
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Anggota Komisi C DPRD Kota Makassar, Andi Suharmika mengatakan jika lelang tender proyek Pemkot Makassar berjalan lelet. Salah satunya proyek trotoar jalan.
Adapun beberapa proyek yang menurutnya tahun ini akan didorong. Seperti Pedestarian Koridor Melayang Anjungan Pantai Losari alias Japparate.
Anggarannya kata dia, sempat disinggung yang besarannya sekitar Rp20 miliar. Selanjutnya Koridor Landak yang anggarannya mencapai Rp7 miliar.
Koridor Rappocini Angaran Rp5,1 miliar, Sudirman Loop Rp8,9 miliar, Bundaran BTP Rp10 miliar, Simpang Jalan Paket Landak-Pettarani Rp2,5 miliar dan Simpang jalan paket Rappocini-Pettarani Rp 2,5 miliar.
Suharmika mengatakan, jika dikalkulasi besaran proyek untuk trotoar tersebut bisa mencapai RpRp56 miliar. “Ini kita harap tidak ada yang lamban, karena kita takutnya malah jadi Silpa di kemudian hari dan ini sangat merugikan,” tegas legislator Golkar ini.
Suharmika mendesak lelang tender proyek-proyek ini segera dipercepat. Agar seluruh program yang telah direncanakan dan menjadi harapan wali kota bisa terealisasi.
“Ini harus jadi atensi seluruh dinas, kita minta keseriusan dinas untuk selesaikan program yang sama-sama kita canangkan di 2022,” lanjutnya.
Anggota Legislator Dapil III tersebut meminta tak hanya bagi program trotoar, sebagian besar program di Makassar belum diajukan, realisasi yang minim harus dikejar.
“Fokus serap anggaran ini, hari ini belum keliatan berjalan,” ujarnya
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Makassar, Noorhaq Alamsyah mengatakan tahun ini pihaknya hanya satu proyek trotoar yang dikerjakan fisiknya, yaitu koridor Landak dengan panjang 2 km. Adapula untuk proyek Sudirman loop tahun ini yang diajukan hanya sebatas perencanaan.
Selain itu ada pula dua proyek yang tidak murni seluruhnya trotoar, yaitu Bundaran BTP dan Smart Pannyingkulu. Untuk bundaran BTP batal diajukan lantaran aset merupakan milik Balai Jalan.
Sedangkan untuk Smart Pannyingkulu kata dia ada kesalahan titik pada saat penyusunan titiknya di 2021. Sehingga, harus diulang pada tahun ini.
“Jadi tahun ini untuk Smart pannyingkulu kami rubah, ada kesalahan untuk tiga titik di asetnya Pemkot,” tuturnya.
Sementara khusus koridor Rappocini pada tahun ini batal diajukan. Sedangkan untuk Japparate kata dia belum diajukan lantaran modelnya akan berbentuk investasi alias design and build.
“Salah alamat ki sebenarnya, jadi mau dibuat dokumen nanti itu di bidang prasarana, karena menyangkut PSU,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk mengajukan proyek ini pada perubahan sangat tidak mungkin lantaran proyek tersebut cukup mepet dengan akhir tahun. “Nda mungkin di perubahan itu bisa kerja fisik, bukan lagi masalah anggaran tapi waktu toh,” tukasnya.(*)