Unsplash.com

Apa itu Obat Cefadroxil? Kenali Manfaat dan Efek Sampingnya

Rabu, 14 September 2022 | 08:46 Wita - Editor: Dilla Bahar -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM–Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya akan diberikan antibiotik sebagai pengobatannya. Dokter terlebih dahulu melakukan pemeriksaan menyeluruh pada pasien untuk mencari tahu jenis bakteri apa yang menginfeksi, agar dapat mendiagnosis penyakit dan menentukan antibiotik apa yang sebaiknya digunakan.

Cefadroxil adalah salah satu antibiotik yang biasa digunakan dokter untuk mengobati pasien dengan penyakit infeksi saluran kemih (ISK), infeksi pada tenggorokan dan kulit. Terkadang dokter juga meresepkan cefadroxil pada pasien infeksi bakteri pada jantung.

Cefadroxil dikategorikan ke dalam golongan obat keras. Oleh karena itu, penggunaannya harus sangat hati-hati dan selalu mengikuti petunjuk dari dokter. Anda dapat tanya dokter gratis untuk memperoleh informasi lebih detail terkait penggunaan cefadroxil yang dianjurkan.

Nah, berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai antibiotik cefadroxil mulai dari manfaat, cara kerja, hingga efek sampingnya.

Manfaat Cefadroxil

Cefadroxil merupakan antibiotik golongan sefalosporin yang bermanfaat dalam membantu mengobati penyakit infeksi bakteri. Antibiotik ini merupakan turunan dari antibiotik cefalexin dan memiliki reaksi aktif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.

Beberapa infeksi bakteri yang dapat ditangani dengan cefadroxil, yaitu:

-Infeksi saluran kulit dan jaringan lunak, termasuk impetigo
-Infeksi saluran kemih (ISK)
-Infeksi saluran pernapasan seperti faringitis (radang tenggorokan)
-Pneumonia
-Otitis media
-Radang amandel atau tonsilitis streptokokus
-Endokarditis atau peradangan pada lapisan bagian dalam jantung yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes
-Osteomielitis atau infeksi tulang
-Artritis septik atau infeksi sendi

Cefadroxil memiliki dua bentuk sediaan yaitu kapsul dengan merek dagang: Samcefad, Cefalaf, Maxcef, Vroxil, Widrox, Roksicap, Lapicef, Droxzilla, Drovax, Vocefa, , Valos, Droxefa, Librocef, Doxef.

Lalu, cefadroxil sirup dengan merek dagang: Tisacef, Vroxil, Lapicef, Sedrofen Forte, Erphadrox, Vocefa, Pharmaxil, Cefco, Droxal.

Cara Kerja Cefadroxil dalam Tubuh

Antibiotik cefadroxil bekerja dengan cara menghambat proses sintesis protein yang berguna untuk pembentukan dinding sel bakteri. Sintesis protein yang terganggu membuat bakteri tidak mampu bereplikasi atau berkembang biak sehingga menyebabkan bakterisidal atau kematian bakteri.
Dengan pengobatan yang teratur menggunakan cefadroxil sesuai petunjuk dokter, infeksi bakteri pun akan menghilang.

Amankah Cefadroxil untuk Ibu Hamil dan Menyusui?

Seperti diketahui, cefadroxil merupakan obat keras yang pemakaiannya tidak boleh sembarangan tanpa persetujuan dokter. Termasuk bagi ibu hamil dan menyusui.

Badang Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sepakat untuk mengkategorikan cefadroxil ke dalam kategori B untuk ibu hamil. Artinya, studi pada hewan terhadap suatu obat menunjukkan adanya risiko buruk pada janin dalam kandungan. Belum ada penelitian yang memadai dan terkendali pada ibu hamil.

Sementara itu, cefadroxil dapat terserap masuk ke dalam ASI. Oleh karena itu, Anda tetap harus berbicara dengan dokter terkait pemakaian cefadroxil sewaktu hamil dan menyusui.
Dokter dapat menggunakan cefadroxil dalam proses pengobatan pada pasien ibu hamil dan menyusui hanya jika potensi keuntungannya dapat terjamin.

Perhatian Penting Sebelum Menggunakan Cefadroxil

Pemberian obat cefadroxil pada pasien gangguan fungsi hati dan ginjal harus dilakukan dengan hati-hati. Selain itu, hal-hal berikut juga perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:

-Beritahu pada dokter apabila Anda memiliki riwayat hipersensitif terhadap cefadroxil atau obat golongan sefalosporin lainnya
-Beritahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi suplemen, obat herbal, dan vitamin tertentu
-Beritahu dokter apabila Anda sedang sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui
-Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit diabetes, saraf, aneurisma aorta, depresi, epilepsi, jantung, penyakit G6PD, dan gangguan sendi dan otot

Dosis dan Aturan Pakai Cefadroxil

Dokter dapat memberikan cefadroxil pada pasien dengan dosis berbeda, bergantung pada kondisi kesehatan pasien. Saat mengkonsumsi cefadroxil, pastikan untuk menghabiskannya sesuai petunjuk dari dokter.

Setiap kapsul cefadroxil mengandung cefadroxil 500. Sementara itu, setiap 5 ml cefadroxil sirup mengandung 125 ml atau 250 mg cefadroxil. Anda tidak diperbolehkan mengurangi atau menambah dosis secara pribadi karena dapat menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh.

Berikut adalah dosis dan aturan pakai cefadroxil sediaan kapsul dan sirup untuk mengobati infeksi bakteri secara umum, yaitu:

-Dewasa: berikan 200-400 mg per hari sebagai dosis tunggal; atau dalam 2 dosis terbagi untuk 7 hari. Dosis dapat dilanjutkan hingga 14 hari apabila diperlukan menyesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi.
-Anak usia >10 tahun dengan 50 kgBB: disamakan seperti dosis dewasa
-Anak usia >6 tahun: berikan 30-50 mg/kgBB per hari dengan dosis maksimal 100 mg/kgBB per harinya.

Cefadroxil kapsul diminum dengan air putih setelah makan. Untuk cefadroxil sirup, kocoklah terlebih dahulu agar zat aktifnya merata. Pastikan untuk menghabiskannya dalam 14 hari.

Simpan obat pada suhu 20-25 derajat Celcius dan hindari dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping Cefadroxil

Beberapa efek samping di bawah ini dapat muncul selama mengkonsumsi cefadroxil, di antaranya:

-Mual, muntah
-Ruam pada kulit
-Urtikaria atau biduran
-Diare
-Maag atau dispepsia
-Gangguan pencernaan, misalnya kolitis (radang usus)
-Angioedema atau pembengkakan di bawah kulit

Konsumsi cefadroxil dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan overdosis dan ensefalopati yang ditandai dengan kejang, gangguan gerak, gangguan kesadaran, dan kebingungan.

Segera hubungi dokter apabila Anda merasakan hal tidak nyaman selama menggunakan cefadroxil dalam proses pengobatan.

Interaksi dengan Obat Lain

Pemakaian cefadroxil dengan obat lain dapat menimbulkan beberapa interaksi, di antaranya:

-Menurunkan tingkat ekskresi acetaminophen yang berefek pada meningkatnya kadar serum acetaminophen
-Penggunaan bersama obat warfarin dapat meningkatkan risiko pendarahan