#Maros
Pertamina Investigasi Dugaan Perdagangan BBM Bersubsidi di Maros
MAROS, GOSULSEL.COM – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melakukan investigasi terkait dugaan perdagangan ilegal bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Maros.
Hal itu disampaikan oleh Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Taufik Kurniawan. Dia menuturkan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait dugaan tersebut.
“Kita sudah tindak lanjuti. Memang saat ini ada beberapa SPBU di Maros yang masih progres investigasinya. Namun, saat ini belum bisa disampaikan ke publik,” ujar Taufik Kurniawan. Rabu (16/11/2022).
Ia menjelaskan, ada beberapa model sanksi yang akan diterapkan pada SPBU yang terbukti melanggar, mulai dari teguran sampai pencabutan hubungan usaha dengan pertamina.
“Sanksinya variatif, mulai dari teguran, pencabutan alokasi dan paling berat adalah pemutusan hubungan usaha,” bebernya.
Dalam hal pendistribusian BBM, Taufik tidak menampik adanya oknum yang melakukan upaya penyalahgunaan surat rekomendasi petani maupun nelayan.
“Yang ada sekarang kebanyakan oknum konsumen itu menyalahgunakan surat rekomendasi untuk dijual kembali. Dan kami tidak bisa kasih sanksi ke konsumen yang bisa cuman kepolisian,” jelas Taufik.
Taufik menerangkan, dugaan perdagangan ilegal BBM bersubsidi ini cukup meresahkan pihak pertamina. Namun, dalam hal pengawasan tidak semata-mata dilakukan pihak pertamina saja. Akan tetapi juga dilakukan oleh pihak kepolisian dan pemerintah daerah.
“Ini meresahkan pertamina juga takutnya nanti kita diduga ada main dan sebagainya. Nah, dalam hal rekomendasi yang mengeluarkan itu dinas seperti Pertanian, lurah dan dinas perikanan dan kelautan. Mereka celahnya main di situ. Cuman kita tidak bisa menindak konsumen karena itu ranahnya kepolisian,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu SPBU di Kabupaten Maros diduga melakukan penjualan BBM bersubsidi jenis solar ke mobil dengan tangki modifikasi. Dugaan itu bermula saat video viral diunggah di media sosial dan ramai dibicarakan warga.(*)