Vale Indonesia Mulai Bangun Smelter Nikel Terbesar Dunia di Blok Pomalaa

Senin, 28 November 2022 | 17:06 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

KOLAKA, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd atau Huayou akhirnya melaksanakan ground breaking untuk pengembangan proyek Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu (27/11/2022). Smelter yang dibangun akan memproduksi nikel terbesar di dunia.

Proyek ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI). Total paket investasi untuk pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai 67,5 Triliun, dan akan melibatkan sekitar 12.000 lapangan kerja untuk konstruksi.

pt-vale-indonesia

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turut hadir dalam ground breaking kali ini. Ia meyakini Vale Indonesia mampu menjalankan komitmennya dalam penerapan good mining practice di Blok Pomalaa.

“Kemarin saya berada di Sorowako di operasional PT Vale. Saya terkesan dengan pengelolaan lingkungan operasinya yang berkelas dunia. Proyek PT Vale Pomalaa harus dilanjutkan karena proyek ini membantu membangun ekosistem elektrifikasi Indonesia yang berkelanjutan,” akunya.

Dalam acara tersebut, Eduardo Bartolomeo, Chief Executive Officer Vale, mengatakan ground breaking ini merupakan batu loncatan besar yang memposisikan PT Vale untuk memasok nikel dengan sumber yang berkelanjutan. Juga bertanggung jawab jauh ke masa depan.

“Kami yakin Indonesia memiliki peran penting dalam mega-tren elektrifikasi dan dekarbonisasi global, dengan potensi untuk menjadi produsen nikel paling berkelanjutan di Asia dengan standar Environmental Social & Governance (ESG) tertinggi. Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perjalanan ini,” ujarnya.

Presiden Komisaris PT Vale dan Executive Vice President Base Metals Business Vale, Deshnee Naidoo mengatakan Indonesia adalah pemain kunci dalam transisi energi global. Di mana akan memainkan peran integral dalam mengubah masa depan menjadi lebih baik.

“Kami melihat sekilas masa depan itu, dan kami berharap dapat melanjutkan perjalanan ini bersama- sama dengan mitra kami di Indonesia,” ucap Deshnee.

Sementara itu, CEO PT Vale, Febriany Eddy mengatakan bahwa pihaknya bangga dapat memulai pengembangan Blok Pomalaa, yang akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri nikel. Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan kami dan menandai babak terbaru dalam kontribusi 54 tahun PT Vale untuk Indonesia.

“Kami tidak akan menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik untuk proyek ini, hal ini menunjukkan komitmen PT Vale untuk memperluas operasinya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial ekonomi pemangku kepentingan lokal dan nasional jauh di masa depan,” jelas Febriany.

Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Co. menegaskan pentingnya pelaksanaan komitmen dan inovasi, PT Vale dan Huayou. Keduanya membangun proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, rendah emisi, dan energi hijau.

“Ini untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi,” tegasnya.

Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (EV). Blok HPAL Pomalaa dan produk-produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale untuk berkontribusi pada inisiatif elektrifikasi dan dekarbonisasi global dan Indonesia.

Selain, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur, Sulawesi Tenggara, Ali Mazi dan Bupati Kolaka Ahmad Safei turut hadir dalam seremoni tersebut.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi mengaku mendukung PT Vale Indonesia. Pihaknya senang dengan proyek ini yang akan mendukung pengembangan ekonomi hilir industri nikel di Provinsi ini.

“Ini juga merupakan proyek yang sejalan dengan prioritas ekonomi dan program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon,” tukasnya. (*)


BACA JUGA