Krisis Dunia Melanda, Mentan SYL Bersyukur Sektor Pertanian Mampu Kendalikan Inflasi

Kamis, 22 Desember 2022 | 15:50 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengaku bersyukur karena sektor pertanian mampu mengendalikan inflasi Indonesia sehingga bisa keluar dari gelombang krisis dunia. Sejauh data yang dimiliki, inflasi Indonesia terbilang rendah karena hanya 5,7 persen. Demikian dikatakan SYL saat membuka Perkebunan Expo (Bunex 2022) di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

“Hampir semua negara menghadapi masalah ekonomi dan keuangan yang sama. Alhamdulillah Indonesia dipimpin Bapak Presiden Jokowi yang luar biasa, kita aman tidak seperti negara lain yang antre harus berbuat sesuatu bahkan ditolong oleh lembaga-lembaga dunia. Inflasi kita termasuk yang paling rendah yaitu 5,7 persen. Salah satunya karena pertanian dan perkebunan menyangga republik ini dengan baik,” ujarnya.

pt-vale-indonesia

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kata SYL, Indonesia juga termasuk negara yang cukup cerdas karena angkanya mencapai 5,42 persen. Padahal, saat itu, hampir semua negara mengalami nasib yang sama alias stagnan baik dari sisi konektivitas maupun ekosistem ekonominya.

“Konektifitas ekonomi tidak ada yang jalan, ekosistem ekonomi dunia juga semua bersoal. Kenapa pertumbuhan ekonomi bisa 5,42 persen. Jawabanya pertanian dan perkebunan,” katanya.

Sejalan dengan hal itu, SYL mengungkapkan ekspor perkebunan mengalami kenaikan hingga 90 persen. Penopang utamanya adalah buah-buahan dan juga produk hasil hutan bukan kayu lainnya. Capaian ini bukan tidak mungkin akan mengalami peningkatan hingga 100 triliun mengingat pertanian memiliki potensi besar yang dibutuhkan masyarakat dunia.

“Data dan fakta yang ada mengatakan bahwa ekspor dari perkebunan meningkat 90 persen jika dibandingkan ekspor pertanian yang lain. Bukan karena kita yang hebat, tapi kebersamaan yang menjadi kehebatan yang ada,” katanya.

Meski demikian, SYL mengingatkan bahwa tahun depan tantangan pertanian tidaklah mudah. Dunia masih dihadapkan pada cuaca ekstrem, perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan tersendatnya laju pasar dunia. Termasuk pasokan pasa sektor pertanian.

“Jangan lupa warning dunia tidak lagi baik-baik, 2023 itu menurut beberapa pengamat akan lebih hebat. Dan menghadapinya kita harus optimis seperti yang tadi kalau berhasil menjadi penting dunia bahkan terbuka sekali,” jelasnya.(*)


BACA JUGA