Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana/Ist

Bank Indonesia: Inflasi Sulsel Capai 5,77 Persen pada Tahun 2022

Selasa, 03 Januari 2023 | 13:44 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Pada Desember 2022, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,72% (mtm). Atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm).

Peningkatan bulanan utamanya disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan masyarakat pada momen HBKN Natal dan jelang akhir tahun. Juga adanya gangguan pasokan komoditas.

pt-vale-indonesia

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia (BI) mencatat angka inflasi Sulsel sebesar 5,77% (yoy) pada tahun 2022.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana menyampaikan secara keseluruhan tahun, angka inflasi Sulsel tahun 2022 berada di atas sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0±1%, serta lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2021 yang sebesar 2,40% (yoy).

“Kondisi ini tidak terlepas dari peningkatan harga komoditas dunia akibat dinamika geopolitik global serta adanya kebijakan pengalihan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2022,” ucap Pak Cik–sapaan akrabnya, Senin (02/01/2022).

Inflasi tahunan Sulsel terjadi di seluruh kelompok pengeluaran. Kata Pak Cik, terutama bersumber dari kelompok Transportasi; Makanan, Minuman, dan Tembakau. Juga Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga

“Di mana memiliki andil inflasi tahunan masing-masing sebesar 1,93%; 1,77%; dan 0,49%,” tambahnya.

Kelompok Transportasi mengalami inflasi tahunan sebesar 16,72% (yoy) yang dipengaruhi terutama oleh peningkatan harga bensin, kenaikan permintaan tiket pesawat pada momen Natal dan liburan akhir tahun pasca relaksasi pembatasan aktivitas. Serta adanya penyesuaian harga tarif batas atas dan batas bawah ojek online di akhir tahun 2022.

“Inflasi tahunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang sebesar 5,95% (yoy) terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga telur ayam ras, beras, dan rokok kretek filter. Inflasi lebih tinggi pada kelompok ini tertahan oleh menurunnya harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras,” ucap Pak Cik.

“Sementara itu, inflasi tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang sebesar 3,21% (yoy) terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga kontrak rumah dan bahan bakar rumah tangga,” sambungnya.

Memasuki tahun 2023, Pak Cik menjelaskan bahwa BI Sulsel dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas harga di Sulsel. Baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) antar Kabupaten/Kota se-Sulsel maupun antar provinsi di luar Sulsel serta pemantauan pasokan dan harga secara berkala akan terus dilakukan oleh TPID di wiilayah Sulsel. Langkah ini dilakukan untuk memastikan terjaganya daya beli masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Sulsel,” tukasnya. (*)


BACA JUGA