Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, Kamis (19/01/2023)/ Foto: Humas Kementan

Mentan SYL Perintahkan Jajarannya Kawal Pengelolaan Pupuk Bersubsidi

Kamis, 19 Januari 2023 | 20:49 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

CIAWI, GOSULSEL.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada jajarannya agar mengawal langsung pengelolaan pupuk bersubsidi. Menurutnya, semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan pupuk bersubsidi sampai kepada petani tanpa ada kekurangan.

“Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros disana dan disini. Tolong jaga dengan baik,” ungkap SYL saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, Kamis (19/01/2023).

SYL menyebutkan, pertanian global saat ini menghadapi kondisi pelik dengan harga pupuk yang melonjak akibat imbas dari konflik Rusia-Ukraina. Sebelum masa pandemi, harga urea tertinggi terjadi pada 24 Juni 2019 sebesar Rp.4.123,-/kg. Sesaat setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi kenaikan sebesar 242% pada 25 Maret 2022, dan sampai saat ini kenaikan masih berlanjut.

“Dengan kondisi ketersediaan pupuk saat ini, maka kita harus menerapkan prinsip bahwa pupuk harus bisa cepat dibagi, cermat dalam membagi, dan akurat,” tegas SYL.

Untuk meningkatkan akurasi, SYL meminta distribusi pupuk dapat memanfaatkan sistem digital. “Era cepat berubah, dibutuhkan kecepatan kita mengantisipasi. Karena itu, sistem digital dibutuhkan,” jelasnya.

SYL pun meminta pelatihan bisa dilaksanakan secara maksimal. Bagi SYL, pelatihan bagi para penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi ini penting karena dalam pengelolaan pupuk bersubsidi, dibutuhkan orang-orang yang memiliki pola pikir membela negara.

“Para peserta yang ikut ToT hari ini, harus memiliki tekad semangat berjuang bagi rakyat. Di tangan kita, ada kesejahteraan petani. Ada kemampuan untuk menyediakan makanan buat rakyat,” ujar SYL.

Selain pengawasan tata kelola pupuk bersubsidi, SYL juga meminta semua pihak semakin kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menyiasati ketersediaan pupuk bersubsidi. Sebagai salah satu solusi terbaik, perlu dilakukan pengembangan pupuk organik sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan peserta kegiatan ToT kali ini melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Dari target 40.000 peserta, saat ini telah terdaftar 40.676 peserta yang terdiri dari penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi yang hadir secara online maupun offline,” ungkap Dedi.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, materi-materi pelatihan akan difokuskan dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pupuk bersubsidi.

“Outcome dari kegiatan ini adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi. Para peserta akan diajar mulai dari pengisian e-lokasi sampai implementasinya di lapangan,” tutur Dedi.

ToT yang digelar secara hybrid tersebut, dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 19–21 Januari 2023. ToT dilaksanakan secara tatap muka di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia.(*)


BACA JUGA