Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat meninjau tanam Kelapa Genjah klaster berbasis pariwisata di sepanjang Desa Sigandu-Ujungnegoro, Jumat (20/01/2023)/ Foto: Humas Kementan

Kembangkan Kelapa Genjah Klaster Pariwisata, Mentan SYL Dorong Peningkatan Kelapa Kelas Dunia

Sabtu, 21 Januari 2023 | 12:43 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

BATANG, GOSULSEL.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong Kabupaten Batang, Jawa Tengah menjadi salah satu sentra kelapa segar yang memiliki kualitas terbaik dunia. Terlebih, Kabupaten Batang sendiri merupakan daerah pariwisata berbasis pantai. Oleh karena itu, ia ingin nyiur melambai menjadi pemandangan yang bisa dinikmati banyak orang.

“Saya ingin mengembalikan Indonesia sebagai negara nyiur melambai dan itu berarti kita semua harus kerjasama. Termasuk peningkatan produksi kelapa segar di Kabupaten Batang,” ujar SYL saat meninjau tanam kelapa genjah klaster berbasis pariwisata di sepanjang Desa Sigandu-Ujungnegoro, Jumat (20/01/2023).

pt-vale-indonesia

Menurut SYL, produksi kelapa sangat menguntungkan mengingat dari mulai buah, batang, akar sampai serabut bisa menghasilkan ekonomi yang cukup tinggi. Karena itu, SYL ingin, Kelapa Batang bisa berbuah hingga 180 butir sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal dan nasional.

“Dan didepan mata kita ini tuhan telah memberikan yang luar biasa untuk orang Indonesia. Bayangkan kalau kelapa ini tumbuh, mulai dari akar sampai daunnya semua menghasilkan. Buahnya menghasilkan sampai dengan batok-batoknya dan ini bermanfaat banget. Saya akan buat hari ini lebih dari 20 juta dan kelapa yang harus tumbuh disini adalah kelapa yang hasilnya satu dipohon itu 182 butir dalam satu tahun. Artinya harus dijaga, paling tidak bisa menjadi minyak kelapa dan santan,” jelasnya.

Perlu diketahui, pengembangan Kelapa Genjah Klaster Pariwisata Jawa Tengah memiliki luas areal 209 ribu ha. Untuk Kabupaten Batang sendiri, luasanya mencapai 1.379 ha dan yang saat ini menjadi pengembangan kelapa genjah seluas 200 ha atau setara 21.900 batang.

Adapun untuk area kelapa di pantai Sigandu-Ujungnegoro mencapai 10 ha dengan produksi mencapai 1.100 batang. Sedangkan untuk minuman segar mencapai 300 butir per hari atau 110.000 butir per tahun dengan jumlah petani sebanyak 120 dan pendapatan 500 juta per tahun.

SYL berharap, masyarakat juga ikut berkontribusi dengan melakukan penanaman di setiap rumahnya masing-masing. Hal ini seperti yang sudah dilakukan di wilayah Solo Raya.

“Jadi yang punya lahan dan yang punya uang jangan mau dibagi, kalo perlu buat sendiri. Bayangkan kalo satu rumah punya empat kelapa, dua kelapa hidup lah itu. Projeknya di Solo Raya sudah. Tidak pakai Ha tapi pohon,” katanya.(*)


BACA JUGA