Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prima Gandhi

Akademisi IPB: Harga Beras Naik Karena Kelalaian Bulog Serap Saat Panen Raya

Senin, 06 Februari 2023 | 09:35 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

BOGOR, GOSULSEL.COM — Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prima Gandhi menyoroti anomali kenaikan harga beras di awal tahun 2023 saat ini dan stok beras yang sedikit di pasar, padahal telah mulai masa panen raya padi di berbagai daerah, utamanya sentra produksi. Melansir data Info Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC), harga beras per 4 Februari 2023 masih di posisi tinggi yakni Rp11.589 per kg dengan kondisi stok beras di PIBC sebagai barometer nasional hanya 12.234 ton.

“Kondisi harga dan stok beras ini tentunya akibat kelalaian Bulog yang merupakan satu-satunya institusi negara yang bertugas menyiapkan cadangan beras pemerintah dan menstabilkan harga. Kondisi ini diperkuat dengan temuan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia bahwa lonjakan harga beras disebabkan kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan di awal tahun,” demikian dikatakan Prima Gandhi di Bogor, Senin (06/02/2023).

pt-vale-indonesia

Ia menjelaskan sesuai hukum ekonomi, ketidakcekatan Bulog dalam menyerap gabah/beras di awal 2023 tersebut otomatis mempengaruhi harga di pasar. Bulog tidak bisa beralasan untuk tidak serap karena panen padi dimulai bulan Januari hingga April dan berdasarkan data KSA BPS, prognosa panen padi Februari 2023 seluas 1,0 juta hektare dan Maret seluas 1,9 juta hektare.

“Panen di Januari tentunya untuk kebutuhan atau memasok pasar di bulan Februari, sehingga serapan di Januari menjadi sangat penting untuk saat ini,” jelasnya.

Oleh karena itu, untuk memperkuat stok beras nasional dan menstabilkan harga saat ini dan ke depannya, Bulog harus benar-optimal bekerja optimal. Berdasarkan data KSA BPS, produksi beras di Jawa Barat hasil panen padi pada Februari dan Maret masing-masing 392.805 ton dan 893.428 ton. Di Banten, pada Februari dan Maret masing-masing 153.386 ton dan 180.500 ton, di Jawa Tengah pada Februari dan Maret masing-masing 793.284 ton dan 1,23 juta ton.

Selanjutanya, kata Gandhi, produksi beras di Jawa Timur pada Februari dan Maret masing-masing 689.793 ton dan 1,27 juta ton. Dan di Sumatera Selatan pada Februari dan Maret masing-masing 225.959 ton dan 280.679 ton.

“Hasil panen di Februari sampai Maret ini adalah momentum emas bagi Bulog untuk menyerap sebanyak mungkin gabah atau beras petani yang dapat digunakan nantinya pada waktu yang bukan masa panen,” terangnya.

“Bahkan untuk menyuplai kebutuhan di DKI Jakarta, sehingga stok beras awal 2023 ini melimpah. Termasuk stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang tentunya terisi dalam jumlah banyak,” sambung Gandhi.(*)


BACA JUGA