Dua Pasar Terbakar di Makassar, Investor Disalahkan
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Perumda Pasar Karya Makassar menyalahkan pihak ketiga atas kejadian kebakaran pasar Sentral dan Terong. Pihaknya menyebut tidak ada tanggung jawab setelah kejadian itu.
Direktur Utama Perumda Pasar Karya Makassar, Ichsan Abduh Hussein mengatakan bahwa pihak ketiga dalam hal ini investor terdahulu, yakni PT Makassar Putra Perkasa masih berwenang terhadap kedua pasar itu. Hanya saja, tidak dikelola dengan baik.
“Ini kan pihak ketiganya sudah tinggalkan. Makanya kami juga serba salah. Kenapa kami tidak melakukan perbaikan karena aturannya itu selama masih pihak ketiga kami tidak boleh melakukan sesuatu di situ,” kata Ichsan, Selasa (07/02/2023).
“Jadi, mereka investasi, mereka dikasih hak untuk mengelola selama 25 tahun. 25 tahun ini harapan kita menambah aset, tapi kejadiannya tidak. Dalam 25 tahun hancur semua asetnya. Jadi kembali lagi, tanah ji kita dapat, tidak ada pemeliharaan,” sambungnya.
Ichsan mencontohkan kasus kebakaran di Pasar Terong. Ia mengungkapkan lokasi kebakaran berada di lantai dua, tepat di sisi kanan eskalator. Di sana, air kerap merembes. Imbas dari gedung pasar yang tak terawat.
Air yang merembes itu mengakibatkan korsleting listrik. Hal itu diketahuinya dari petugas keamanan yang berjaga di sana.
“Kalau saya mau melihat dari persoalan ini, inilah kerugian kita dengan kebijakan tanpa adanya manajemen yang baik. Ini kerugiannya pemerintah. Dipihak ketigakan tapi tidak dimanajemen dengan baik,” terangnya.
Karena telah diserahkan pengelolaanya oleh pihak ketiga, Perumda Pasar Karya tidak hanya terbatas dalam meremajakan fasilitas di Pasar Terong. Korban kebakaran pun ikut terdampak.
Berbeda dengan 900 los yang terbakar di Pasar Sentral, di Pasar Terong, tidak ada relokasi untuk 24 los yang terbakar.
Kebakaran di Pasar Sentral, menghanguskan los Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di luar kawasan Pasar Sentral. Sehingga, bukan bagian dari pengelolaan pihak ketiga.
Sementara Pasar Terong, 24 los yang terbakar berada dalam kawasan. Kata Ichsan, pihaknya tak bisa berbuat apa-apa. “Kita mau bantu juga salah, beda kalau bantu secara pribadi, tapi kan tidak mungkin,” tukasnya. (*)