Gelar Pelatihan, Vale Indonesia Edukasi Siswa Cinta Organik

Jumat, 17 Maret 2023 | 10:23 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – Kampanye terkait pertanian, peternakan, hingga budidaya tanaman herbal organik terus digencarkan oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale). Kali ini, PT Vale berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di Kecamatan Wasuponda melanjutkan pelatihan Gerakan Dini Cinta Organik (GDCO).

Kegiatan pelatihan yang disenggarakan pada 7-10 Maret 2023 ini menyasar para guru dan tenaga pendidik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di wilayah pemberdayaan PT Vale agar mampu menjadi fasilitator untuk program tersebut.

Program Gerakan Dini Cinta Organik merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) PT Vale. Dari kegiatan ini diharapkan para guru dan tenaga pendidik bisa mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat kepada siswa-siswanya di Sekolah.

Senior Koordinator PPM PT Vale Iskandar Ismail mengatakan, kegiatan ini merupakan sarana pembentukan karakter pada siswa untuk menjaga lingkungan alam dan sekitarnya, melalui pendekatan gaya hidup organik.

Harapannya, siswa mampu mengaplikasikan hal-hal yang dilatih ke rumah masing-masing maupun di masyarakat. Gerakan Dini Cinta Organik juga bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan anak terhadap lingkungan sosial dan alam.

“Kegiatan ini berfokus pada kegiatan bertani organik seperti sayuran dan tanaman berkhasiat obat di halaman sekolah dengan memanfaatkan sampah organik yang tersedia di sekolah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman,” tutur Iskandar.

Menurutnya, aktivitas manusia yang instan dan sarat penggunaan zat-zat kimia hanya akan menciptakan polutan. Racun serangga atau pestisida tersebut perlahan akan berpengaruh kepada stabilitas alam.
“Maka, penting kita bersama menjaga keseimbangan di alam. Itu semua demi mengantisipasi kondisi yang saat ini telah menjadi isu global, yaitu ketahanan pangan. Dengan menjaga kondisi lingkungan, terutama kesuburan tanah, kita telah berkontribusi dalam upaya menjaga ketersediaan panganp,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Luwu Timur Basruddin mengatakan, Gerakan Dini Cinta Organik erat kaitannya dengan implementasi Kurikulum Merdeka. “Kurikulum Merdeka itu meliputi merdeka belajar, merdeka berubah, dan merdeka mandiri. Selain itu, kegiatan ini berkaitan dengan beberapa dinas seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian,” jelas Basruddin membuka pelatihan.

Menurutnya, kegiatan yang digelar PT Vale tersebut akan menjadi indikator kepedulian masyarakat dan perusahaan terhadap lingkungan seperti masalah sampah dan kesuburan tanah.

“Kemarin PT Vale juga sudah melaksanakan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang sangat luar biasa di TPS Morina. Kita harus manfaatkan ilmu dari kegiatan ini. Saya berharap para guru di sini bisa mengimplementasikan materi sesuai dengan pelajaran yang ada di sekolah, seperti biologi, muatan lokal, dan sebagainya, yang terintegrasi dengan materi yang didapatkan dari kegiatan ini,” harap Basruddin.

Selain itu, lanjutnya, materi ini bisa menjadi satuan bahasan di kegiatan Kelompok Kerja Guru untuk tingkat SD, sehingga bisa diimplementasikan di satuan pendidikan baik SD maupun SMP. Hal ini dimungkinkan, jika menjadi keputusan pada Musyawarah Kerja Kepala Sekolah.

PT Vale melaksanakan program serupa di empat kecamatan wilayah pemberdayaan, yakni Kecamatan Malili, Wasuponda, Nuha, dan Towuti. Rangkaian program telah dimulai sejak Desember 2022 di Kecamatan Malili. Kegiatan ini diawali dengan Sosialisasi Gerakan Dini Cinta Organik, yang disusul dengan pelatihan dan penadmpingan.

Materi pelatihan yang diberikan yakni, Pengenalan Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan Dasar, Pengertian Bahan Organik (kompos, MOL, Pesnab), Ekologi Tanah Dasar, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Sayuran Organik (SORGA), dan Kewirausahaan Dasar.

Indikator keberhasilan kegiatan ini meliputi tersedianya pupuk organik padat dan cair di sekolah, tersedianya demplot organik di sekolah, tersedianya tempat sampah berdasarkan jenis sampah, dan tersedianya bahan baku pembuatan pestisida nabati (pesnab). (*)


BACA JUGA