Jufri Dg Ngago (tengah) saat menjahit sepatu pelanggannya/ Ist

Perjuangan Tukang Jahit Sepatu di Gowa, Punya Mimpi Kuliahkan Sang Anak

Sabtu, 18 Maret 2023 | 16:52 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Endra Sahar - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Ditengah keterbatasan ekonomi sebagai tukang jahit sepatu, Jufri Dg Ngago punya cita-cita melanjutkan pendidikannya anaknya ke bangku kuliah.

Pria yang kini berusia 44 tahun itu tetap semangat menjalani pekerjaan sebagai tukang jahit sepatu. Itu semua dilakukan demi keluarga, utamanya untuk pendidikan sang anak.

Setiap harinya, Jufri Dg Ngago menunggu pelanggan untuk menjahit sepatu. Ia tidak merasakan lelah demi menafkahi keluarga. Di bawah tenda di Jalan Usman Salengke, Pasar Induk Minasa Maupa, Kelurahan Tompo Balang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Jufri Dg Ngago bekerja sebagai tukang jahit sepatu.

Dengan skill yang sekarang dimilikinya, dia mampu menyelesaikan sepasang sepatu hanya dalam hitungan kurang dari 10 menit saja.

Jufri Daeng Ngago menjahit sepatu sudah lebih dua tahun. Sebelumnya, dia berprofesi sebagai tukang ojek mulai tahun 2002. Namun perkembangan zaman dengan adanya Ojek Online (Ojol) ia memilih berhenti karena sepi pelanggan.

Jufri menceritakan, awalnya ia tidak tahu sama sekali menjahit sepatu. Namun saat itu, setiap ada orang yang mencari tukang jahit. Jufri selalu ditunjuk oleh teman disekitarnya bahwa ia sering menjahit sepatu.

“Awalnya saya dibodoh-bodohi sama teman, setiap ada orang yang mau menjahit sepatu, pasti namaku yang selalu disebut jago menjahit sepatu,” katanya, Sabtu (18/03/2023).

Dia pun heran, kenapa banyak orang yang datang dan meminta untuk sepatunya dijahit padahal dia tidak tau sama sekali bagaimana cara menjahitnya.

Semenjak itu, dia termotivasi untuk belajar menjahit sepatu. Kemudian dia membeli jarum dan benang sebagai langkah awal.

“Dari situ saya mulai belajar menjahit, hanya bermodalkan nekat dan meninggalkan profesi saya sebagai tukang ojek,” ujarnya.

Dirinya menyebutkan, untuk menjahit sepatu, hanya memberi harga murah, yakni Rp15 ribu untuk sepasang sepatu.

“Kalau satu hari biasa dapat 60 ribu, kalau pekerjaan begini tidak menentu, kita hanya bisa bersabar,” bebernya.

Kendati demikian jufri menuturkan, sudah merasakan susahnya mencari uang. Dia mempunyai 4 orang anak dan anak pertamanya akan tamat SMA.

“Yang saya pikir sekarang anak saya ini mau lanjut dimana nanti, saya sudah rasakan banting tulang. Saya pikirkan kalau anak-anak menganggur biasa salah jalan,” ungkapnya.

“Saya ingin anak saya lanjut kuliah namun, kita lihat juga kondisi ekonomi ini keras,” tukasnya.(*)


BACA JUGA