Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam kunjungannya meninjau sekaligus Lauching Nursery Modern Tanaman Perkebunan di Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Kamis (20/07/2023)/ Foto: Humas Kementan

Mentan SYL Launching Nursery Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur

Kamis, 20 Juli 2023 | 18:22 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

CIANJUR, GOSULSEL.COM – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melaunching nursery modern tanaman perkebunan perdana di Kabupaten Cianjur guna memperkuat logistik benih perkebunan nasional. Nursery modern ini didorong mampu memproduksi benih kopi yang diharapkan dapat menyokong penyediaan kebutuhan benih unggul guna mewujudkan Indonesia mandiri benih komoditi perkebunan secara nasional dan kopi Indonesia naik kelas di kancah dunia.

“Hari ini kita bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Cianjur di sini untuk melihat dan melaunching hadirnya nursery modern dengan sistem pertanian green house dan berbagai penerapan smart farming yang dilakukan di tempat ini lebih khusus berkait dengan nursery atau pembibitan kopi. Saya kira ini nursery termodern saat ini,” kata Mentan SYL saat meninjau sekaligus Lauching Nursery Modern Tanaman Perkebunan di Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Kamis (20/07/2023).

pt-vale-indonesia

Ia mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan membangun pusat nursery tanaman perkebunan merupakan tindaklanjut arahan Presiden Jokowi pada Oktober 2022 untuk membangun pusat pembibitan khususnya komoditas kelapa, jambu mete dan kopi. Oleh karena itu, Kementan melalui Ditjen Perkebunan merancang pengembangan pembibitan di nursery modern ini dengan produksi 5 juta batang benih kopi per tahun.

“Dan di luar Nursery ini yakni pembibitan rakyat juga akan tetap diasistensi, dikendalikan oleh Direktorat Perkebunan. Sehingga dalam 1 tahun akan ada benih kurang lebih 10 juta batang benih kopi,” terangnya.

Diketahui luas areal kopi sebesar 1.279.570 ha dengan banyak stakeholder yang terlibat (pekebun, pedagang, pemasok industri, pengolah, dll). Perkebunan kopi 96,6 persen didominasi oleh perkebunan rakyat dengan petani 1,85 juta KK, tenaga kerja 27.946 TK dengan rata-rata kepemilikan seluas 1,45 Ha/KK. Produksi 786,191 ton dengan produktivitas 817 kg/ha mampu memberi input bagi industri kopi yang menghasilkan devisa bagi negara.

“Sesuai petunjuk Bapak Presiden agar betul-betul kopi kita akan menjadi kopi kelas dunia yang tentu saja kita berharap menjadi kopi terbesar di dunia pada saatnya. Kita berharap tidak ada tempat ngopi di dunia tanpa kopi yang berasal dari Indonesia,” ucap Mentan SYL.

Ia menambahkan, “Hari ini saya melihat bagaimana benih kopi Gayo coba dikembangkan ditempat ini dan keliatannya sangat bagus. Kalau 5 juta kita sebar pada tahun ini berarti ada 5 juta pohon punya prospek ke depan. Kalau 10 juta berarti 10 juta berarti dimasa mendatang kita punya kekuatan kopi melebihi kopi di seluruh dunia,” tambahnya.

Mentan SYL mendorong seluruh jajaran pemerintah Jawa Barat dan seluruh petani Cianjur dapat memanfaatkan fasilitas nursery tanaman perkebunan ini secara maksimal, sehingga hadirnya nursery memberikan dampak yang signifikan dari segi ekonomi hingga sosial. Hal yang sama dengan kelapa, sebanyak 20 juta kelapa harus dikembangkan pada nursery modern ini.

“Sementara Dirjen Perkebunan sedang mempersiapkan. Mudah-mudahan seluruh Indonesia Nyiur melambai, kopi yang bagus, coklat atau kakao yang diminati seluruh dunia, kita bisa hadirkan dengan kekuatan kolaborasi masyarakat dan pemerintah,” tandasnya.

Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menambahkan pihaknya telah menyiapkan kebun perbenihan (nursery) di beberapa lokasi dengan jumlah besar, khususnya untuk komoditas kelapa, jambu mete dan kopi. Pengembangan kawasan perkebunan ini diharapkan dapat memudahkan akses terhadap benih unggul bermutu serta membangun sistem perbenihan perkebunan yang progresif, maju, mandiri dan modern.

“Nursery Modern Tanaman Perkebunan yang dibangun di Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur ini dikhususkan pada komoditas kopi, bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan ini merupakan yang pertama kali Ditjenbun mendapatkan pendanaan SBSN,” kata Andi.

Lebih lanjut Andi mengatakan Direktorat Jenderal Perkebunan berkomitmen untuk mengembangkan kawasan perkebunan dengan menyediakan benih unggul, sehingga tujuan peningkatan produksi dan produktivitas dapat tercapai. Melalui Nursery ini, akan disiapkan benih kopi siap salur sebesar 5 juta batang per tahun.

“Kopi yang diproduksi di nursery ini adalah kopi unggul yang sudah dilepas oleh pemerintah dengan produktivitas tinggi. Varietas kopi tersebut adalah jenis Arabika,” ucapnya.

Andi menegaskan Nursery Modern Tanam Perkebunan ini berbasis smart farming yakni memanfaatkan Internet of Think (IoT) untuk pengendalian secara otomasi penyiraman benih pada Green House dan Shading House, serta dapat memantau suhu. Melalui langkah pembangunan Nursery Modern Gekbrong ini diharapkan memberi manfaat berupa percepatan pengadaan benih perkebunan dengan tetap memperhatikan kuantitas, kualitas, sekaligus efektivitas distribusinya.

“Kita berharap nursery modern ini akan menjadi salah satu penyokong kegiatan perekonomian yang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” tukas Andi.(*)


BACA JUGA