Mentan: Penelitian Pertanian Harus Jawab Tantangan Terkini dan Masa Depan
BOGOR, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebutkan penelitian memiliki peran krusial pada pembangunan pertanian. Menurutnya, penelitian bisa menjadi kunci dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian, baik di masa kini maupun masa depan.
“Penelitian pertanian di Indonesia memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan, baik dalam hal pangan, lingkungan, maupun kesejahteraan masyarakat,” ungkap Mentan SYL saat memberikan keynote speech pada Simposium Sustainable on Agriculture for Future Generation di Bogor, Selasa (08/08/2023).
Syahrul mengungkap, setidaknya terdapat lima isu yang perlu diperhatikan oleh para peneliti pertanian, yaitu ketahanan pangan, perubahan iklim, kesejahteraan petani, inovasi teknologi, dan konservasi sumber daya alam.
“Pertama, ketahanan pangan. Penelitian pertanian harus dapat mendukung upaya meningkatkan produksi pangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan 278 juta penduduk Indonesia,” jelas Mentan SYL.
Sejumlah penelitian untuk mendukung upaya peningkatan produksi pangan meliputi inovasi dalam teknik pertanian, pemuliaan tanaman, dan pengelolaan sumber daya alam yang berperan penting dalam mencapai ketahanan pangan.
Selanjutnya, Mentan SYL menyebutkan tentang isu ancaman perubahan iklim. Menurutnya, penelitian harus dapat membantu dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
”Termasuk cara-cara baru dalam mengelola pertanian yang tahan terhadap perubahan cuaca ekstrim dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya,” terang Mentan SYL.
Isu lain yang krusial adalah kesejahteraan petani. Menurut Syahrul, dengan kondisi petani yang dihadapkan pada persaingan produk di pasar konsumsi, penelitian ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Perlu adanya penelitian yang bisa membantu petani dalam mengembangkan praktik-praktik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan, serta memberikan akses ke pasar yang lebih baik dan harga yang lebih adil,” sebut Mentan SYL.
Mentan SYL juga turut menyoroti pentingnya peran inovasi teknologi. Untuk itu, penelitian perlu mendukung pengembangan teknologi pertanian modern.
”Penggunaan sensor, drone, dan analisis data dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian,” ujar Mentan SYL.
Isu terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah aspek konservasi sumber daya alam.
”Penelitian membantu mengembangkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk pengelolaan tanah, air, dan biodiversitas guna mencegah degradasi lingkungan,” tegas Mentan SYL.
Simposium Sustainable on Agriculture for Future Generation diselenggarakan oleh APPERTANI atau Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia. APPERTANI didirikan pada tanggal 25 November 2020 dan menjalin kerja sama kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta baik dalam maupun luar negeri yang bergerak di bidang pertanian dalam rangka percepatan implementasi hasil-hasil riset dan proses alih teknologi dan inovasi. (*)