KTT G20 EMPOWER di India Fokus Peran Perempuan untuk Percepatan Pembangunan

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:32 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

GANDHINAGAR, GOSULSEL.COM – Group of Twenty (G20) EMPOWER Presidensi India telah menyelesaikan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di Gandhinagar, Gujarat, (01/08/2023).

Melanjutkan fokus yang telah dibangun pada presidensi sebelumnya, presidensi India pun semakin memperkuat basis cara pandang terhadap posisi dan peran perempuan dalam pembangunan. Hadir mewakili Indonesia adalah Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N. Rosalin, Chair G20 EMPOWER Indonesia, Yessie. D. Yosetya, beserta Co-Chair G20 EMPOWER Indonesia, Rina Prihatiningsih.

pt-vale-indonesia

Konferensi kali ini menandai adanya pencapaian hasil yang nyata. Selain itu, diperkuat juga dengan identifikasi komitmen dan rekomendasi pada G20 EMPOWER di bawah kepresidenan India. Pertama, pendidikan menjadi hal yang sangat penting, di mana dapat mendorong tercapainya pemberdayaan perempuan dari segi cara berfikir sejak dini. Kedua, kewirausahaan atau UMKM perempuan, yang mendorong tercapainya kesetaraan ekonomi. Ketiga, kemitraan antar berbagai lini, di mana pada tahap ini dapat mendorong promosi pentingnya kepemimpinan perempuan di semua tingkat. Untuk mendukung ketiga pilar komitmen ini, dibutuhkan inklusi digital yang nyata.

Dalam lawatan ke India ini, delegasi Indonesia menyerahkan The Indonesia Gender Dahsboard on Women in SMEs kepada Menteri Urusan Perempuan, Perkembangan Anak, dan Urusan Minoritas India, Smt Smriti Zubin Irani. Dokumen ini merupakan hasil kerja sama G20 EMPOWER Indonesia dengan World Bank terkait UMKM Perempuan. Pedoman gender ini merupakan rekomendasi khusus dan praktik terbaik untuk mempromosikan dan memperkuat partisipasi perempuan di level pengambil keputusan, khususnya dalam memastikan terwujudnya kesetaraan gender di tempat kerja, sektor bisnis, dan masyarakat. Selain itu, pedoman ini jugamenjadi sarana membuka platform untuk bertukar pengetahuan lintas pemerintah, advokat dan pemangku kepentingan, juga untuk meningkatkan kemitraan antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara anggota G20 lainnya dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan.

Chair G20 EMPOWER Indonesia. Yessie D. Yosetya menjadi narasumber dalam sesi III, Closing the Gap: Achieving TECHEQUITY for Women bersama Senior Vice President dan Managing Director SAP Labs India, Sindhu Gangadharan. Hadir pula, Global Head Strategic Group Accounts TCS, Farzana Haque, National Technology Officer Microsoft India, Dr. Rohini Srivathsa, dan Country Manager LinkedIn India, Ashutosh Gupta.

Yessie mengatakan bahwa G20 EMPOWER sejauh ini telah berhasil mendorong peran dan posisi perempuan dalam berbagai sektor, khususnya dalam mendorong peran serta perempuan pada level pengambil keputusan. Seluruh pemimpin negara yang tergabung dalam aliansi G20 telah mengakui hal tersebut.

“Kami berkomitmen, bahwa pada Presidensi India kali ini, harus ada nilai tambah baru yang dihasilkan. Sangat penting untuk menghasilkan kebijakan yang mampu mendorong angka partisipasi perempuan dalam meningkatkan posisinya,” ujarnya.

Lebih jauh, Co-Chair G20 EMPOWER Indonesia, Rina Prihatiningsih, mengatakan bahwa selama Kepresidenan India, Indonesia menekankan kembali perlunya meninjau serangkaian KPI bersama untuk memastikan kemajuan yang dicapai dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh UMKM milik perempuan dan memprakarsai dialog kebijakan untuk menemukan solusi. Menyadari peran penting kewirausahaan perempuan dalam mendorong kemajuan ekonomi, Indonesia meluncurkan inisiatif untuk memberdayakan UMKM yang dipimpin oleh perempuan bersama dengan Bank Dunia di Indonesia.

Mewakili sektor swasta adalah G20 EMPOWER, XL Axiata, Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI), dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), yang berdedikasi untuk mengatasi masalah mendesak, mengumpulkan data analitis, dan memimpin dialog. Sektor publik diwakili oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA). Dua hasil penting dari kerjasama ini adalah “Laporan Pembukaan Peluang: Strategi Ekonomi dalam Kesenjangan Gender pada Kewirausahaan di Indonesia” dan “Peran Perempuan Indonesia dalam UMKM”. Strategi komprehensif ini tak hanya bisa melampaui pertumbuhan ekonomi semata, tapi juga meluas ke perubahan sosial dan budaya, mendorong Indonesia yang lebih adil dan makmur dalam prosesnya.

Sementara itu, Chair G20 EMPOWER Presidensi India, Dr. Sangita Reddy, menyoroti bahwa untuk benar-benar memberdayakan perempuan, ada kebutuhan untuk memupuk peran mereka dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan di semua tingkat masyarakat. Tentunya harus didukung dengan rekomendasi G20 EMPOWER untuk menjadi dasar dalam setiap langkah mencapai tujuan tersebut.

Untuk mendorong partisipasi dan kemajuan perempuan, G20 EMPOWER telah merekrut para advokat dari kalangan CEO dan pimpinan organisasi untuk mempromosikan pesan-pesan G20 EMPOWER di perusahaan, sektor, jaringan, dan negara mereka. Di bawah presidensi India, jumlah advokat telah meningkat dari 380 menjadi 544, dengan lebih dari 100 advokat berasal dari India.

Sangita Reddy menambahkan bahwa, poin-poin yang diusulkan oleh G20 EMPOWER dibuat untuk memungkinkan para pengusaha perempuan menjadi pilar ekonomi yang kuat. G20 EMPOWER mendorong sektor swasta untuk melangkah lebih jauh, tidak hanya sebagai penyandang dana, penyedia barang dan jasa, justru diharapkan untuk dapat menjadi mentor dan pendorong pertumbuhan.

Sebuah platform bimbingan telah dirancang untuk mempertemukan para mentor dan mentee sebagai hasil dari aliansi G20 EMPOWER. Sebagai yang pertama di bawah presidensi India, 73 kisah inspiratif dari 9 negara telah dikurasi di situs web G20 EMPOWER (https://g20empower-india.org/en) untuk menyoroti kisah-kisah sukses perempuan yang berprestasi dari seluruh negara G20 dan negara-negara yang diundang untuk memotivasi perempuan dan generasi di masa depan. India juga telah menekankan keterlibatan warga negara di seluruh aksi kebijakannya. Dengan tujuan untuk menjadikan G20 Presidensi India kali ini menjadi saluran untuk menyampaikan pesan mengenai pentingnya peran dan aksi perempuan.

KTT G20 EMPOWER presidensi India yang baru saja berakhir ini turut dihadiri oleh lebih dari 263 delegasi domestik dan 70 delegasi internasional. Delegasi internasional tersebut berasal dari 13 negara G20, empat negara tamu dan delapan organisasi internasional. Ini termasuk Argentina, Australia, Brasil, Prancis, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Republik Korea, Arab Saudi, Afrika Selatan, Inggris, AS, Bangladesh, Belanda, Spanyol, UEA, WTO, ISA, UN Women, UN, UNICEF, ILO, Bank Dunia, dan ADB.

Hadir pula tokoh-tokoh penting di India, antara lain Ketua Menteri Gujarat, Shri Bhupendra Patel, Menteri Negara Bagian untuk Perempuan dan Perkembangan Anak, Dr Munjpara Mahendrabhai, CEO NITI Aayog, Shri B.V.R. Subramanyam, Sekretaris Pengembangan Wanita & Anak India, Shri Indevar Pandey, Kepala Staf, Kantor Direktur Eksekutif, UN Women, Mohammad Naciri, dan Presiden FICCI, Subhrakant Panda.

Konferensi tingkat menteri G20 tentang pemberdayaan perempuan

Delegasi Indonesia juga telah menghadiri konferensi tingkat menteri untuk membahas paritas gender dan cara untuk mengatasi isu-isu global yang kritis seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dipimpin oleh Smt Smriti Zubin Irani, konferensi ini diisi dengan fokus pada pembahasan mengenai isu terkait pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang masih cenderung stagnan, serta pemulihan pasca pandemi yang belum merata. Ditekankan pula pentingnya pembangunan yang dipimpin oleh perempuan. Fokus utamanya adalah pada pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, sejalan dengan poin kelima dalam dokumen SDG. Fokus tersebut juga sejalan dengan visi India yang dibahas pada Konferensi Tingkat Menteri G20, tentang bagaimana memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender di seluruh dunia.

Lebih dari 150 delegasi, dipimpin oleh ketua delegasi dari masing-masing negara anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional, ikut berpartisipasi dalam acara tiga hari tersebut. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga juga hadir ke dalam konferensi ini. Diskusi tematik utama selama konferensi yang telah berlangsung tersebut berkisar pada bidang-bidang penting seperti pendidikan sebagai jalan menuju pemberdayaan perempuan, kewirausahaan perempuan untuk pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, mempromosikan kepemimpinan perempuan di semua tingkatan, dan keterampilan digital untuk pemberdayaan perempuan. Hasil dari diskusi ini akan dikompilasi dan disajikan sebagai rekomendasi kepada para pemimpin G20. (*)


BACA JUGA