Pertamina Sulawesi Jamin Bahan Bakar Subsidi Tepat Sasaran Melalui Digitalisasi

Selasa, 31 Oktober 2023 | 15:47 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi berkomitmen menyalurkan bahan bakar subsidi secara tepat sasaran bagi masyarakat kelas bawah. Komitmen itu ditunjukkan melalui berbagai upaya. Salah satunya melalui program Pertamina Go Digital.

Pertamina Go Digital mengandalkan digitalisasi untuk memastikan penyaluran bahan bakar bersubsidi dapat merata ke masyarakat kelas bawah. Bahan bakar bersubsidi seperti LPG ukuran 3 kilogram (kg) punya sistem pencatatan berbasis teknologi digital. Seluruh resmi Pertamina sudah berlaku sistem tersebut.

pt-vale-indonesia

Adapun data masyarakat yang didaftarkan secara langsung disinergikan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) untuk masyarakat umum, data Kementerian Koperasi dan UKM untuk usaha mikro (UM), dan Kementerian ESDM terkait petani serta nelayan sasaran yang menerima paket konversi LPG subsidi 3 kg.

Begitu juga dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti solar. BBM ini sering kali disalah sasaran lantaran punya harga lebih murah ketimbang BBM non-subsidi semisal Pertamax.

Dalam upaya menjamin BBM subsidi tepat sasaran, Pertamina Sulawesi telah menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai layanan transaksi digital.

Berlaku sejak bulan Maret tahun 2023, pendaftar aplikasi MyPertamina sudah sebanyak 154.000 kendaraan dan terus bertambah.

Melalui aplikasi MyPertamina, pembelian BBM menggunakan kode batang atau barcode. Saat transaksi cukup melakukan scan barcode kepada petugas Stasiun Petugas Bahan Bakar Umum (SPBU). Metode pembayarannya pun beragam semisal e-wallet atau dompet elektronik.

Aturannya, kendaraan roda empat yang terdaftar di MyPertamina memiliki kuota 60 liter BBM bersubsidi setiap hari. 80 liter untuk kendaraan roda empat barang, dan 200 liter roda enam keatas setiap hari. Adapun kendaraan yang tidak menggunakan barcode hanya dilayani 20 liter BBM per hari. Kebijakan ini dimaksudkan agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran.

MyPertamina juga mendorong masyarakat beralih ke penggunaan BBM non-subsidi, seperti Pertamax. Pertamina Sulawesi bahkan menyiapkan sejumlah benefit bagi pengguna BBM non-subsidi.

Seperti yang dilakukan saat peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023 lalu. Pertamina memberikan gratis Pertamax 28 K bagi pengguna setia BBM non-subsidi yang selalu bertransaksi melalui MyPertamina.

“Kita terus mengajak konsumen untuk beralih ke energi yang lebih baik seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan Dex Series sehingga pelanggan dapat merasakan performa optimal saat berkendara dan membantu mengurangi polusi udara,” kata Pjs. Region Manager Retail Sales Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Eko.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw juga menyampaikan event-event seperti hari besar menjadi moment penting untuk memberikan apresiasi kepada pelanggan setia khususnya pengguna aplikasi MyPertamina.

“Di hari Sumpah Pemuda, kami mengajak konsumen untuk ikut membangkitkan kembali semangat jiwa nasionalisme pemuda pemudi dengan membacakan naskah sumpah pemuda dan sekaligus kami berikan apresiasi berupa BBM gratis,” ucapnya.

Adapun konsumen akan mendapatkan manfaat lebih saat bertransaksi di MyPertamina seperti cashback 8% dengan metode pembayaran menggunakan OVO serta beragam point reward yang bisa ditukarkan dengan voucher dan berbagai merchandise Pertamina.

Salah satu pengguna MyPertamina, Armin mengaku sudah lama menggunakan aplikasi tersebut. Ketika dompet ketinggalan saat pengisian BBM, ia tinggal membayar menggunakan e-wallet.

“Kebetulan selalu terisi OVO-ku jadi itu sering kupakai kalau membayar,” akunya.

Selaku pengendara berbahan bakar Pertamax, Armin juga ingin BBM non-subsidi turut dipakai oleh masyarakat kelas atas. Alih-alih memilih Pertalite agar tidak merogoh kocek lebih dalam.

“Kalau banyak uang tentu harus pakai Pertamax. Saya selama ini pakai Pertamax, mesin mobil saya awet terus dan mulus,” tambah Armin.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Hasanuddin, Adnan Nasution mengaku kebijakan digitalisasi sudah tepat. Hanya saja, Pertamina perlu tegas dalam penerapannya.

Ia mengaku masih banyak konsumen yang rela melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan BBM subsidi, salah satunya karena kedekatan dengan oknum petugas Pertamina. Meskipun mereka tergolong masyarakat kelas menengah ke atas.

“Sebaiknya harus tegas. Tidak boleh ada sistem kolusi, karena itu yang menyulitkan program tersebut tepat sasaran,” tandasnya.(*)


BACA JUGA