Dukung Komunitas Penyandang Disabilitas Garut, Karyawan dan Manajemen XL Axiata Mengajar di SLB
GARUT, GOSULSEL.COM – Di usia ke-27 tahun melayani Indonesia, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melalui program XL Axiata Baik terus memperkuat dukungan kepada kalangan penyandang disabilitas. Di sepanjang akhir pekan pertama Desember 2023 ini, Chief Human Capital Officer XL Axiata, Hira Kurnia memimpin belasan karyawan XL Axiata yang tergabung dalam Bikers of XL Axiata dan MTXL menggelar serangkaian kegiatan berupa penyerahan donasi fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar di SLB C Yayasan Karya Bakti, hingga kegiatan mengajar di SLB C Nusantara Kita, Garut. Selain itu, rombongan karyawan XL Axiata tersebut juga memberikan santunan bagi komunitas tunawisma dan kaum duafa di sekitar Masjid Raudhatul Faizin, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
M. Hira Kurnia, mengatakan bahwa dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan, XL Axiata saat ini juga turut mendukung kalangan disabilitas. Kami memandang kalangan disabilitas perlu mendapatkan perhatian karena melihat masih kurangnya kompetensi digital yang dimiliki teman-teman penyandang disabilitas. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia butuh 600 ribu talenta digital setiap tahunnya hingga tahun 2035. Dukungan XL Axiata untuk kalangan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi digital sehingga tercipta para talenta digital dari penyandang disabilitas yang kompetitif.
“Sejalan dengan fokus tersebut, XL Axiata Baik, program sosial karyawan di bawah naungan XL Axiata Peduli secara rutin menggelar aksi sosial yang ditujukan untuk mendukung pemberdayaan disabilitas di Indonesia,” ujarnya.
Untuk aksi sosial di Garut yang menyasar komunitas penyandang disabilitas ini, manajemen dan karyawan XL Axiata menyalurkan donasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penerima manfaat.
“Kami juga melengkapi rangkaian kegiatan pada hari ini dengan penyaluran donasi berupa seperangkat router GDK (Gerakan Donasi Kuota) dan paket data sebesar 20GB selama periode satu tahun kepada kedua SLB tersebut. XL Axiata berharap, donasi router dan akses internet tersebut akan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi digital para siswa dan guru-guru pengajar,” jelasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan mengajar di SLB C, para karyawan XL Axiata memberikan edukasi mengenai bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk melatih dan mempertajam kreatifitas seni, pengenalan tentang IoT (Internet of Things) dalam kehidupan sehari-hari dan sebagainya. Materi tersebut diajarkan dengan tujuan untuk memicu antusiasme penyandang disabilitas untuk mempelajari literasi digital lebih tajam lagi.
Untuk kalangan disabilitas, XL Axiata menyalurkan kuota data dan router dari program GDK (Gerakan Donasi Kuota) kepada 27 pondok pesantren (ponpes) dan yayasan yang bergerak pada pembinaan penyandang disabilitas di Indonesia. Selain Yayasan SLB C Nusantara Kita dan SLB C Yayasan Karya Bakti Garut, beberapa yayasan pembinaan disabilitas yang juga turut menerima manfaat antara lain, Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Padang, Pesantren Inklusi Griya Sunnah – Bogor, Pesantren Tunarungu Darul Ashom – Sleman, dan Ponpes ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) KH. A Dahlan – Banyuwangi.
Donasi GDK juga salurkan kepada Ponpes Imam Ibnu Katsir – Pekanbaru, Ponpes Muflihatul Aliyah Kabupaten Lebak Banten, Ponpes An-Nidhom – Cirebon, Ponpes Annuqayah – Kabupaten Sumenep Madura, Ponpes Gratis Al Insaniyah – Surabaya, Ponpes Dar Ali Al Banjary – Banjarmasin, Ponpes MDIA Bontoala – Makassar, dan Ponpes Darul Istiqomah – Manado.
“Program-program pemberdayaan penyandang disabilitas dari karyawan XL Axiata ini tentunya sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam mendukung percepatan pembangunan di Indonesia. Dengan fokus pada bidang-bidang seperti UMKM dan inklusi disabilitas, XL Axiata berkomitmen untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang penting dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan,” lanjut Hira.
Program donasi bagi disabilitas hingga ponpes ini akan dilaksanakan secara bertahap di berbagai provinsi, seperti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu juga Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Sulawesi Utara. Perusahaan akan berkolaborasi dengan organisasi-organisasi lokal, instansi pemerintah, dan tokoh masyarakat untuk memastikan implementasi dan distribusi sumber daya yang efektif.
XL Axiata Terus Dukung Pemberdayaan Perempuan
Selain dukungan terhadap komunitas penyandang disabilitas, saat ini, XL Axiata juga mendukung pemberdayaan perempuan melalui program Sisternet dan pesantren digital di sejumlah daerah. Perusahaan telah bekerja sama dengan sejumlah mitra seperti Huawei, PT. Tower Bersama, PT. Solusindo Kreasi Pratama, PT. Era Bangun Telecomindo, Fiberhome, Mitratel, Alita, Dentsu International Indonesia, PT. Pura Barutama serta Yayasan Benihbaik, Komunitas Bloggercrony Indonesia, Peak Performance Indonesia, Resellerun, Amangtiwi Malang, dan Mom Digipreneur melalui sejumlah pelatihan yang mampu mendorong pemanfaatan modal secara efektif bagi UMKM Perempuan hingga disabilitas.
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir mengatakan, “Kami berharap, program ini mampu meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM perempuan dalam literasi keuangan, literasi digital, dan kewirausahaan di daerah-daerah. Dengan kemampuan tersebut, kami berharap usaha mereka bisa semakin maju dan berkembang, yang pada akhirnya, selain akan dapat menopang ekonomi keluarga, juga bisa menguatkan ekonomi daerah. Sudah terbukti, UMKM yang kuat dalam kinerja, juga mampu menopang perekonomian di saat krisis.”
Marwan menambahkan, kita bisa menemukan ada banyak sektor usaha yang dirintis dan dikelola oleh para perempuan di berbagai daerah. Kemampuan manajemen bisnis mereka pun juga masih apa adanya, dengan tingkat literasi keuangan dan digital yang sekadarnya. Oleh karena itu, XL Axiata berpandangan bahwa UMKM perempuan perlu mendapatkan pendampingan, khususnya para pelaku UMKM perempuan.
Para peserta daftar melalui aplikasi Sisternet, yang berhasil lolos kemudian akan mengikuti pelatihan offline selama 3 hari, mendapatkan softcopy modul pembelajaran, tugas harian, pre-test, post-test, pendampingan, hingga kelas lanjutan. Sesi pendampingan atau monitoring ini nantinya akan dilaksanakan selama tiga bulan. Dalam sesi tersebut, peserta memiliki kesempatan untuk berkonsultasi secara individual dengan para mentor dan sesi lanjutan yang akan disesuaikan dengan evaluasi kebutuhan peserta. Selain itu, mentor juga akan melakukan evaluasi bisnis para peserta dengan merujuk informasi pertumbuhan usaha dan implementasi pengelolaan usaha yang tepat serta memantau pemanfaatan modal usaha.
Para peserta terpilih yang telah mengikuti rangkaian program ini pun nantinya akan mendapatkan modal usaha senilai total Rp 150 juta. Lebih jauh, mereka diharapkan akan memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengevaluasi keuangan usaha mereka. Kedua, peserta dapat mengembangkan produk mereka secara efektif. Ketiga, peserta memiliki kemampuan untuk memasarkan produk mereka dan menjangkau lebih banyak pembeli. Keempat, adanya transformasi digital bagi usaha para peserta. (*)