Demi Hijaukan Lingkungan, Vale Indonesia Gencar Rehabilitasi Lahan DAS

Minggu, 31 Desember 2023 | 10:28 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

BARRU, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk tidak hanya berfokus kepada pengelolaan tambang nikel. Lebih dari itu, Vale Indonesia juga punya tugas dalam penghijauan lingkungan.

Upaya penghijauan lingkungan sudah dilakukan Vale Indonesia sejak 53 tahun lalu. Tepat di saat awal Vale Indonesia yang sebelumnya bernama INCO beroperasi di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.

pt-vale-indonesia

Vale Indonesia punya berbagai cara untuk menghijaukan lingkungan. Salah satunya adalah rehabilitasi lahan dan daerah aliran sungai (DAS).

Rehabilitasi DAS merupakan penanaman di dalam dan di luar kawasan hutan yang merupakan salah satu kewajiban pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) dan pemegang Keputusan Menteri tentang pelepasan kawasan hutan akibat tukar menukar kawasan hutan sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi DAS.

Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Perusahaan yang berpusat di Brazil ini punya dua kewajiban yaitu reklamasi hutan bekas tambang dan rehabilitasi DAS.

Vale Indonesia tengah menuntaskan tahap satu rehabilitasi lahan dan DAS di luar area konsesi dengan dengan total luas lahan hingga 10.000 hektare dan mengeluarkan anggaran Rp200 miliar. Sekitar 250 hektare di antaranya berada di Lappa Laona, Kabupaten Barru.

Direktur Strategic Permit Vale Indonesia, Budiawansyah menjelaskan, komitmen penting PT Vale adalah melestarikan lingkungan. Sebab, Vale Indonesia hadir bukan hanya menambang, namun juga bagaimana memenuhi prinsip keberlanjutan.

Dia mengungkapkan lahan konsensi tambang seluas 118.000 hektare di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi tidak sepenuhnya untuk pengelolaan tambang nikel. Lebih dari 50 persen lahan tersebut digunakan untuk area.

“Cuma 48 persen yang kita tambang. Selebihnya kita jaga menjadi area konservasi, sehingga tetap lestari,” jelas Budiawansyah saat di meninjau lokasi rehabilitasi DAS di Lappa Laona, Minggu (17/12/2023).

Budiawansyah juga mengungkapkan Vale Indonesia punya prinsip untuk mengganti lahan bukaan tambang dengan aksi rehabilitasi yang luasnya bisa sampai tiga kali lipat.

“Artinya, kalau kita menambang lahan yang sudah direklamasi 10 hektare, maka kami ganti (rehabilitasi) 30 hektare,” katanya menambahkan.

Lahan DAS yang direhabilitasi Vale Indonesia salah satunya di Lappa Laona, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru. Luasnya 250 hektare yang diisi tanaman pohon pinus.

Vale Indonesia sendiri punya lahan rehabilitasi DAS seluas 10.000 hektare. Selain di Kabupaten Barru, Vale Indonesia melaksanakan rehabilitasi DAS di 12 kabupaten lainnya, yaitu Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Soppeng, Bone, Maros, Gowa, dan Takalar, Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu.

Vale saat ini tengah menuntaskan tahap satu rehabilitasi lahan dan DAS di luar area konsesi dengan dengan total luas lahan hingga 10.000 hektare dan mengeluarkan anggaran Rp200 miliar.

Adapun lahan tersebut, kata Budiawansyah, sedang melewati proses penyerahan ke KLHK. Prosesnya sudah tahap P2 atau pemeliharahan akhir dan serah terima penilaian keberhasilan.

Saat ini, Vale Indonesia sedang melanjutkan ke tahap kedua. Prosesnya sudah masuk pada penetapan wilayah, dengan total luas lahan 4.230 hektare termasuk rehabilitasi DAS di luar Sulawesi Selatan.

“Selain itu, PT Vale memiliki wilayah rehabilitasi DAS di Provinsi Jawa Barat seluas 435 hektar yang tersebar di Kabupaten Sumedang 191 hektar, Kabupaten Tasikmalaya seluas 209 hektar, dan Kabupaten Pangandaran seluas 35 hektar. Penanaman pohon sebanyak 100.000 bibit telah dilakukan sejak awal 2023 di lahan seluas 190 hektar,” ungkapnya.

Berkat konsisten rehabilitasi DAS, Vale Indonesia mendapakan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Tata Lingkungan, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan Vale Indonesia sebagai salah satu perusahaan pemegang IPPKH telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

“Kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman pemegang IPKKH atas kontribusinya memenuhi kewajibannya dengan melakukan rehabilitasi kawasan DAS,” jelas Hanif Faisol saat berkunjung ke Lappa Laona didampingi Direktur Strategic Permit Vale Indonesia, Budiawansyah.

Hanif mengaku Vale Indonesia selalu mendapat rapor hijau karena telah memenuhi tanggung jawabnya melakukan rehabilitasi DAS.

“Saya sudah membaca laporan bahwa PT Vale melakukan rehabilitasi lahan cukup bagus, dan PT Vale ini punya kredibilitas yang sudah dikenal di level nasional. Informasi ini bukan dari satu dua orang saja. Sehingga kami mengapresiasi Vale bisa memenuhi kewajiban ini,” tuturnya.

Dia pun berharap Vale Indonesia bisa menjadi contoh konkrit bahwa hasil aktivitas ekstraksi Sumber Daya Alam (SDA), bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

“Setelah ini, kita harap ada sinergi antara Vale dengan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) dan masyarakat agar nanti setelah tanaman hasil rehabilitas DAS diserahkan kepada pemerintah, bisa dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan baik,” harapnya.

Saat ini, pemerintah pusat punya target untuk menciptakan hutan baru seluas total 600 ribu hektare lahan di Indonesia, yang menjadi kewajiban para pemilik IPPKH.

“Dari total 1308 IPPKH di Indonesia, total kewajiban lahan DAS yang harus direhab mencapai 608.000 hektare. Namun upaya yang kita lakukan cuma sekitar 3.000-an per tahun,” ungkap Hanif.

Terpisah, CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy menyatakan komitmen perusahaannya dalam pelestarian lingkungan. Ia menegaskan prinsip ESG ESG atau Environmental, Social and Governance harus selalu diterapkan, salah satunya melalui rehabilitasi DAS.

“Bagi saya, ESG itu DNA, jati diri perusahaan. Karena kalau sudah menjadi jati diri, maka setiap langkah dan keputusan kita akan selalu sejalan dengan ESG ini,” ungkap Febriany saat menjadi narasumber dalam Forum Leadership Summit yang berlangsung di Hotel Claro, Makassar, Selasa (28/11/2023) lalu.

Dia ingin Vale Indonesia menjadi percontohan perusahaan tambang yang berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip ESG. Selain rehabilitasi DAS, adapula reforestasi.

“Kami di Vale, gencar melakukan reforestasi. Pada 2005 telah mengembangkan taman pembibitan dengan luas 15 hektare, kemarin pada bulan Maret telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Sorowako dan sekarang namanya menjadi Taman Kehati. Kapasitasnya 700 ribu bibit pohon per tahun. Kami cuma pakai setengahnya, sisanya kita donasikan ke daerah lain,” tutupnya.

Tahun 2023, KLHK kembali memberikan penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) peringkat Hijau kepada Vale Indonesia atas konsistensi perusahaan tambang itu dalam melestarikan lingkungan.

Penghargaan PROPER Hijau ini untuk keempat kalinya diraih oleh Vale Indonesia dan di 3 tahun terakhir secara berturut-turut.

Keberhasilan Vale Indonesia mempertahankan PROPER Hijau merupakan wujud komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan, serta konsistensi perseroan dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. (*)


BACA JUGA