Strategi Pelindo Berantas Praktik Pungli di Pelabuhan Makassar

Jumat, 19 Juli 2024 | 13:30 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) bekerjasama dengan Satgas Saber Pungli RI terus berusaha membasmi praktik-praktik pungutan liar (pungli) yang acap kali terjadi di pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Makassar.

Beberapa titik rawan pungli dipetakan, antara lain biasa terjadi di jasa pandu, jasa tunda, keluar masuk pelabuhan, keluar masuk kontainer, loket bea cukai, pos survei kendaraan, pos timbang kendaraan, hingga operator tango/forklift.

pt-vale-indonesia

Sekretaris Satgas Saber Pungli RI, Irjen Pol Andry Wibowo mengimbau agar Pelindo terus melakukan penguatan sistem pelayanan digitalnya, membangun kontrol secara elektronik tentang arus manusia, arus kendaraan dan barang di pelabuhan. Serta melalukan pengawasan ketat untuk memastikan upaya pencegahan pungli bekerja dengan baik.

Komitmen para pemimpin di Pelindo untuk memberantas pungli juga diharapkan bisa terus terjaga agar ekosistem yang sehat dalam tiap transaksi di pelabuhan bisa sehat.

“Mesti juga harus ada human integrity, leadership dan leader commitment, jadi semua kepemimpinan di Pelindo harus punya komitmen yang sama. Selain itu random survei kepada para pengguna jasa juga penting, apakah kinerjanya berjalan di tempat atau mengalami kemajuan,” paparnya pada Sosialisasi Penguatan Pemahaman Anti Korupsi di Pelabuhan Makassar, Rabu (17/07/2024).

Sementara itu, Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis mengatakan pihaknya terus melakukan upaya dalam memberantas pungli di pelabuhan. Salah satunya memperkuat standardisasi dan digitalisasi pelabuhan.

Program standardisasi dimaksud agar layanannya presisi antar tempat yang satu dan lainnya. Tujuannya untuk memberikan kepastian kepada pengguna jasa pelabuhan, jam berapa dilayani, jam berapa jalannya kapal dan tiba di pelabuhan tujuan.
Dampak upaya ini bisa mempersingkat waktu kapal dan kontainer di pelabuhan, atau menurunkan port stay serta mempercepat cargo stay supaya barang tidak lama bersandar. Semuanya dilakukan standardisasi agar potensi terjadinya pungli tidak ada lagi.
Kemudian program digitalisasi, di mana pembelian tiket kapal, pengurusan administrasi peti kemas dan pelayanan multipurpose tidak lagi melalui transaksi tatap muka, namun melalui daring. Serta penerapan auto gate system di Pelabuhan Makassar, layanan keluar masuk orang ke pelabuhan kini menggunakan transaksi non tunai dan pelayanan secara manless di area peti kemas.

“Kami pastikan dengan standardisasi dan penerapan digitalisasi di Pelabuhan Makassar membuat peluang-peluang terjadinya pungli semakin tertutup. Kami akan terus memperkuat layanan ini, terlebih fokus ke depan juga memperkuat integritas orang-orang kita di pelabuhan. Artinya pungli di pelabuhan diyakini bisa diberantas,” tukasnya.(*)


BACA JUGA