Tingkatkan Kesadaran Keamanan Siber, Telkom Latih 189 Guru dan Staf Pendidikan
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Yayasan Pendidikan Telkom menyelenggarakan pelatihan Cyber Security Awareness yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika digital dan menjaga privasi di internet.
Pelatihan ini ditujukan kepada guru dan tenaga pendidik di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom.
Dalam dua bulan terakhir, Telkom telah memulai inisiatif ini sebagai bagian dari program BUMN, dengan fokus utama pada peningkatan pemahaman terkait ancaman siber di lingkungan sekolah.
Valliant Ferlyando, Service Node Network Engineer dari PT Telkom Infrastruktur Indonesia, yang menjadi narasumber utama, menjelaskan pentingnya etika digital di dunia maya.
“Internet adalah ruang yang bebas untuk berinteraksi, namun tetap harus ada etika digital yang dijaga,” katanya.
Etika digital, menurut Valliant, selain menjaga kesopanan dalam komunikasi online, juga penting untuk melindungi privasi pengguna dan mengurangi dampak negatif di media sosial, seperti penyebaran informasi palsu.
Valliant juga menyoroti ancaman kebocoran data pribadi yang sering terjadi.
“Banyak dari data kita, seperti nama, alamat, dan nomor KTP, berpotensi bocor dan dijual secara bebas di platform media sosial. Ini sangat berbahaya, terutama dengan maraknya tren yang meminta data pribadi sebagai syarat, seperti untuk mendapatkan saldo dompet digital,” tegasnya.
Dalam pelatihan ini, para peserta juga diajarkan cara mengidentifikasi kebocoran data melalui simulasi, termasuk mengecek apakah email mereka sudah pernah dibobol. Hasilnya menunjukkan beberapa peserta sudah mengalami kebocoran data beberapa kali.
Valliant menjelaskan bahwa menjaga keamanan informasi memerlukan pendekatan yang melibatkan tiga pilar utama: orang, proses, dan teknologi.
Ketiga elemen ini harus dipenuhi untuk menjaga keamanan digital di lingkungan sekolah:
1. Orang: Diperlukan pelatihan berkelanjutan agar setiap individu paham tentang keamanan digital. Dalam lingkungan sekolah, peran kontrol tambahan seperti ketua kelas atau pengawas dapat membantu memastikan keamanan data.
2. Proses: Harus ada sistem manajemen keamanan informasi yang dilengkapi kebijakan dan prosedur yang jelas, termasuk audit rutin.
3. Teknologi: Penggunaan perangkat teknologi harus diatur dengan kerangka kerja yang jelas untuk memastikan penggunaannya aman dan sesuai dengan pedoman keamanan digital.
Manager General Support PT Telkom Regional V, Fakhyar Rusyid, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Telkom untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan siber.
“Kami ingin mengedukasi para tenaga pendidik tentang bahaya di dunia maya. Ini adalah sekolah kedua yang kami kerjasamakan, dan kami berharap bisa menjangkau lebih banyak sekolah di masa mendatang,” ujar Fakhyar.
Sementara, Kepala Sekolah SMP Telkom Makassar, Muhammad Irjan Marsoli, sekaligus Ketua Pelaksana Pelatihan, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program yang sebelumnya diberikan kepada siswa.
“Kali ini kami memberikan kesempatan bagi guru dan staf untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan digital. Kami ingin mereka bisa mengedukasi para siswa tentang pentingnya menjaga privasi data di dunia maya, terutama karena anak-anak sering kali menjadi yang paling rentan terhadap pencurian data,” jelasnya.
Pelatihan yang diikuti oleh 189 tenaga pendidik dan staf dari berbagai unit sekolah di bawah Telkom Schools Makassar ini diharapkan dapat membentuk budaya digital yang lebih aman di lingkungan pendidikan.(*)