Libatkan Pemerintah-Masyarakat Lutim, Vale Indonesia Bahas Rekrutmen Pegawai yang Adil dan Inklusif
LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM — Komitmen PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dalam menciptakan proses rekrutmen yang transparan dan inklusif melalui Forum Group Discussion (FGD) bertema “Membangun Mekanisme Rekrutmen Partisipatif untuk Keberlanjutan”, kembali ditunjukkan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Departemen External Relations dan Human Capital PT Vale, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dengan tujuan merumuskan mekanisme rekrutmen non-staf yang lebih partisipatif dan inklusif.
Diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2024 di Aula Ontaeluwu, Sorowako, Luwu Timur, FGD ini melibatkan 39 perwakilan dari berbagai elemen masyarakat di empat wilayah: Nuha, Towuti, Malili, dan Wasuponda.
Fokus utama diskusi ini adalah menciptakan mekanisme yang memastikan keadilan dan inklusi dalam proses rekrutmen. Diskusi yang berlangsung mencerminkan komitmen bersama untuk membangun kepercayaan dan saling pengertian antara PT Vale dan masyarakat lokal. Para peserta sepakat bahwa mendengarkan masukan dari masyarakat adalah langkah penting untuk menciptakan proses yang adil dan transparan.
Industri pertambangan sering kali menghadapi tantangan dalam hal keterbukaan dan pemberdayaan tenaga kerja lokal, dengan persepsi bahwa proses rekrutmen lebih menguntungkan tenaga kerja luar daerah dan kontraktor.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan pada Februari 2024 mencatat jumlah angkatan kerja di wilayah ini mencapai 9.312.019 orang, dengan tingkat pengangguran sebesar 230.670 orang. Di Kabupaten Luwu Timur, 62,51% dari tenaga kerja adalah laki-laki dan 37,49% adalah perempuan. Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 0,94% dibandingkan tahun 2022, menunjukkan tantangan yang lebih besar dalam penciptaan lapangan kerja.
World Economic Forum melaporkan di tahun 2021 sekitar 70% generasi muda tidak tertarik berkarier di sektor pertambangan, dipicu oleh persepsi negatif terkait isu lingkungan dan kesetaraan gender. Hal ini menjadi tantangan dalam proses rekrutmen, meskipun PT Vale saat ini memiliki 3.067 karyawan, di mana 2.584 (83%) di antaranya adalah tenaga kerja lokal. Tantangan dalam memastikan proses rekrutmen yang adil tetap ada.
Seiring berjalan, PT Vale menyadari tanggung jawabnya untuk berinvestasi dalam pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kerja lokal agar dapat memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang. Melalui langkah ini, PT Vale berkomitmen untuk menciptakan mekanisme rekrutmen yang lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua.
Gustaf Ganna Songgo, Head of Human Resources Business Partner and Industrial Relations PT Vale, menekankan pentingnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses rekrutmen. “Kami berkomitmen untuk mendengarkan suara masyarakat. FGD ini bukan sekadar forum, tetapi langkah nyata menuju perbaikan mekanisme rekrutmen kami. Inklusi dan transparansi bukan hanya tanggung jawab kami, tetapi juga harapan masyarakat yang harus kami penuhi,” ujarnya.
Alamsyah, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, memberikan apresiasi atas inisiatif ini, serta menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. “Rekrutmen yang transparan adalah fondasi bagi hubungan yang kuat antara perusahaan dan masyarakat. Ini bukan sekadar prosedur; ini tentang membangun masa depan yang lebih baik bersama,” katanya.
Senada dengan itu, Akhryanto, Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, menegaskan komitmen PT Vale. “Diskusi terbuka ini menunjukkan bahwa PT Vale tidak hanya berbicara tentang keadilan, tetapi juga bertindak untuk mewujudkannya. Ini adalah contoh yang patut ditiru oleh perusahaan lain,” jelasnya.
Menuju Mekanisme Rekrutmen yang Inklusif
Diskusi selama FGD berlangsung dengan sangat dinamis, di mana para peserta forum aktif menyuarakan pendapatnya. Rudiansyah, Sekretaris Jenderal Kerukunan Keluarga Malili, mengungkapkan harapannya bahwa FGD ini dapat menciptakan transparansi dan mengurangi potensi ketegangan di masyarakat. “Kami berharap hasil dari forum ini bisa menjadi acuan yang jelas. Setiap langkah yang diambil harus mencerminkan keadilan dan kesempatan yang setara bagi semua,” tuturnya.
FGD ini merupakan langkah nyata dalam membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat lokal. Melalui prinsip transparansi, partisipasi, dan keadilan, PT Vale bertekad tidak hanya untuk memenuhi harapan masyarakat, tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah konkret ini, PT Vale berharap dapat terus membangun hubungan yang harmonis dengan komunitas lokal, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan berkembang. Ke depan, PT Vale berkomitmen untuk terus mendengarkan, belajar, dan beradaptasi demi menciptakan keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.(*)