Bagi Pengguna Indosat, Begini Dapatkan Pulsa Hanya Kumpulkan Sampah Plastik

Minggu, 20 Oktober 2024 | 13:43 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Saat ini pulsa menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Bagi pengguna Indosat, ada cara mudah mendapatkan pulsa secara gratis.

Adalah dengan mengumpulkan sampah plastik, pengguna Indosat bisa mendapatkan pulsa sebanyak-banyaknya.

pt-vale-indonesia

Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) punya inovasi dengan menyulap sampah menjadi pulsa. Pihaknya telah meluncurkan box sampah di Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 8 Oktober lalu.

Masyarakat khususnya mahasiswa bisa menukarkan sampah botol plastik lewat box tersebut. Setiap botol bernilai 50 poin yang nantinya ditukarkan pulsa.

“Jadi hitungannyaa per botol aja, bukan beratnya. Kan ini lebih kepedulian lingkungan jadi kita satu botol kita kasih 50 poin, di mana nanti kalau 1000 bisa jadi pulsa, 1000 poin itu pulsa Rp1000,” jelasnya Mahfudz Marzuki selaku AVP CSR Environment & Phylanthrophy Indosat.

Namun, kata Marzuki, masyarakat yang pertama kali menukarkan sampah botol plastiknya bisa mendapatkan 1000 poin sebagai bentuk apresiasi mau menjaga lingkungan.

“Botol pertama itu siapapun yang mau bisa dapat langsung pulsa Rp1000,” tambahnya.

Mengenai pengelolaan sampah tersebut, Marzuki mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan Unhas. “Kebetulan memang kita berada di posisi awal kampanyenya jadi botolnya ini nanti karena sudah diolah kita diskusikan sama teman yang dikampus mereka bisa kelola,” ujarnya.

Selain di Unhas, Indosat sebelumnya meluncurkan box ini di Universitas Diponegoro, Semarang dan saat event MotoGP Mandalika yang berkerjasama dengan Universitas Mataram.

Lewat inovasi ini, dia berharap pihak kampus dapat mengelola sampah plastik tersebut menjadi barang bernilai. Unhas pun dipilih lantaran punya visi yang sama dalam menjaga lingkungan.

“Kenapa kerjasamanya sama Kampus Unhas karena ternyata kalau di kampus sendiri banyak hal-hal yang bisa dilakukan dari hanya pengelolaan sampah,” lanjutnya.

“Misalnya di Undip itu ada mahasiswa yang S2 yang meneliti sampah plastik menjadi bahan bakar, kalau di Unram kita temukan produknya bahkan menjadi semacam pelumas, lubricant,” tukas Marzuki. (*)