Jurus OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Disabilitas Hingga Masyarakat 3T di Sulampua

Selasa, 05 November 2024 | 07:29 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan perhatian khusus terhadap kelompok tertentu untuk edukasi literasi keuangan, seperti penyandang disabilitas dan masyarakat terdepan, terluar dan tertinggal atau 3T.

Sebanyak 9 kegiatan literasi dan inklusi keuangan sudah digelar khusus penyandang disabilitas selama Januari hingga Maret 2024 di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).

pt-vale-indonesia

Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman mengatakan, kegiatan literasi keuangan bertujuan agar penyandang disabilitas lebih mandiri dalam pengelolaan uang.

“Kita juga berikan akses keuangan kepada semuanya termasuk penyandang disabilitas. Saat ini kita sudah menggelar berbagai kegiatan untuk kita pahamkan cara pengelolaan keuangan yang baik,” ujarnya saat Journalist Class yang berlangsung di Hotel Rinra, Senin (04/11/2024).

Menurut Darwisman, semua segmen butuh mendapatkan perhatian OJK, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Apalagi edukasi tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi konsumen atau masyarakat dari bahaya aktivitas keuangan ilegal.

“Maka perlu untuk terus meningkatkan literasi keuangan kita agar semua lebih paham misalnya menyimpan uang di bank itu lebih baik,” jelasnya.

POJK Nomor 3 Tahun 2023 menekankan pentingnya peningkatan literasi dan inklusi keuangan di sektor jasa keuangan bagi konsumen dan masyarakat.

Selain penyandang disabilitas, OJK juga fokus ke tingkat pedesaan yang masuk dalam kategori 3T. Pada tingkat ini, pihaknya masih menemui banyak warga yang belum tahu memanfaatkan layanan keuangan.

OJK bersama tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD) dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar melalui LAYAnan liteRasi dan inKlusi keuangan ke daerahkU (LAYARKU) mendorong peningkatan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di tingkat pedesaan

Sejak diluncurkan pada 10 September 2023 sampai September 2024, sudah ada 1.553 desa yang dijangkau untuk literasi keuangan. Rinciannya, pada 2023 sebanyak 560 desa yang dijangkau dari target 556 desa kemudian pada 2024, realisasinya baru 59,53 persen yaitu 993 desa dari target 1.668.

“Tentu kita terus melakukan edukasi di wilayah 3T ini seperti di pulau-pulau tapi kita lihat sesuai kebutuhannya,” kata Kepala Departemen Pelindungan Konsumen OJK, Rudy Agus P. Raharjo.

OJK telah menggelar 13 kegiatan edukasi literasi dan inklusi keuangan khusus segmen masyarakat daerah 3T selama Januari hingga Oktober 2024 di wilayah Sulampua.

Rudy mengatakan, edukasi kepada masyarakat pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Menurutnya, warga pedesaan perlu dilakukan pendekatan yang lebih persuasif. “Jelas beda, kalau seperti di desa itu pasti warga kurang percaya,” ujarnya.

Selain penyandang disabilitas dan masyarakat 3T, OJK memiliki 8 sasaran prioritas untuk diberikan edukasi literasi dan edukasi sampai tahun 2025. Mereka adalah pelajar, mahasiswa, dan pemuda, profesi, karyawan, petani dan nelayan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Calon PMI, Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, perempuan atau ibu rumah tangga, dan komunitas.

Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan Demi Target 98 Persen pada 2045

Secara keseluruhan, OJK telah menggelar 2.402 kegiatan edukasi dan literasi keuangan di  110 kabupaten atau kota di wilayah Sulampua. Berikut dengan total peserta sebanyak 288.461 orang termasuk penyandang disabilitas dan masyarakat 3T.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) merilis pencapaian literasi dan inklusi keuangan per Oktober 2024. Adapun masing-masing sebesar 65,43 dan 75,02 persen.

Dari hasil survei tersebut, OJK masih terus berjibaku demi memenuhi target nasional 98 persen pada tahun 2045.

OJK menggelar berbagai program untuk mempercepat peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Selain LAYARKU, ada GENCARKAN atau Gerakan Nasional Cerdas Keuangan dan terbaru adalah Financial (FIN) Expo.

GENCARKAN diluncurkan Agustus 2024 dengan tujuan membentuk 2 juta duta literasi keuangan di seluruh Indonesia. Gerakan ini juga menargetkan peningkatan kepemilikan tabungan di kalangan pelajar hingga 90%, serta memperluas akses kredit bagi UMKM dan penyandang disabilitas.

Sedangkan FIN Expo merupakan kegiatan puncak perayaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang berlangsung di Anjungan MNEK CPI Makassar selama dua hari pada 25 sampai 26 Oktober.

OJK berhasil mencatatkan transaksi produk UMKM binaan jasa industri keuangan sebesar Rp40.410.001, dan transaksi industri jasa keuangan (IJK) sebesar Rp1.384.810.000, dan total pengunjung sebanyak 11 ribu orang.

Selain menyediakan akses keuangan, Darwisman mengatakan edukasi literasi keuangan masyakarat juga dilakukan agar lebih paham memanfaaatkan layanan yang ada.

“Akses tanpa literasi yang memadai tidak akan efektif. Masyarakat harus paham bagaimana memanfaatkan produk dan layanan keuangan untuk usaha, investasi, maupun proteksi aset,” tutup Darwisman. (*)


BACA JUGA