OJK Sebut Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Sulsel Tetap Tumbuh Positif, Ini Rinciannya

Minggu, 17 November 2024 | 17:37 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Selatan pada posisi September 2024 tetap terjaga. Hal ini tercermin dari intermediasi yang kontributif dan kinerja keuangan yang tumbuh positif secara year on year (yoy).

Stabilitas ini selaras dengan kondisi sektor jasa keuangan yang stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan pelemahan ekonomi global, sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan sebesar 5,08 persen (yoy) pada triwulan III-2024, melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

pt-vale-indonesia

Total aset perbankan di Sulawesi Selatan pada September 2024 tumbuh 7,23 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp199,36 triliun. Aset tersebut terdiri dari Bank Umum sebesar Rp195,64 triliun dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rp3,72 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 8,71 persen (yoy) menjadi Rp133,76 triliun. Kredit yang disalurkan tumbuh 6,90 persen (yoy) mencapai Rp163,29 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan di wilayah ini terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,35 persen dan rasio kredit bermasalah yang berada pada level aman 2,91 persen.

Perbankan Syariah menunjukkan pertumbuhan positif dengan aset yang meningkat 19,59 persen (yoy) menjadi Rp16,16 triliun. Penghimpunan DPK tumbuh pesat sebesar 22,23 persen menjadi Rp11,53 triliun, sementara penyaluran pembiayaan naik 17,94 persen (yoy) mencapai Rp13,46 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 116,77 persen dengan Non-Performing Financing (NPF) pada level aman 2,22 persen.

Realisasi kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulsel naik 5,41 persen (yoy) menjadi Rp61,70 triliun, dengan porsi 38,53 persen dari total kredit Bank Umum di wilayah ini. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit usaha mikro yang meningkat 11,00 persen (yoy) menjadi Rp34,55 triliun, dengan share 56,00 persen dari total kredit UMKM. Kredit UMKM telah disalurkan kepada 912.248 debitur dengan Non-Performing Loan (NPL) pada level 4,60 persen.

Di sektor pasar modal, total Single Investor Identification (SID) di Sulawesi Selatan mencapai 385.477 per September 2024, dengan mayoritas pada rekening reksadana sebanyak 369.438 SID. Nilai transaksi saham di wilayah ini tercatat sebesar Rp15,22 triliun.

Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan juga menunjukkan kinerja positif. Perusahaan pembiayaan tumbuh 12,57 persen (yoy) dengan total piutang mencapai Rp19,07 triliun. Pembiayaan modal ventura meningkat 2,94 persen menjadi Rp381 miliar, sementara pinjaman di sektor pergadaian tumbuh 26,06 persen mencapai Rp7,33 triliun. Fintech peer to peer lending (P2PL) mencatatkan pertumbuhan outstanding pinjaman sebesar 52,59 persen menjadi Rp1,60 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga pada 1,39 persen.

Sejak Januari hingga Oktober 2024, OJK Sulselbar telah melaksanakan 1.762 kegiatan edukasi keuangan kepada 186.585 peserta yang meliputi pelaku UMKM, ibu rumah tangga, ASN, komunitas, difabel, mahasiswa, dan pelajar. Selain itu, layanan konsumen mencapai 380 kasus, terdiri dari 100 layanan pengaduan, 133 pemberian informasi, dan 147 penerimaan informasi. Dari total layanan tersebut, 247 terkait perbankan, 101 perusahaan pembiayaan, 13 layanan non-lembaga jasa keuangan, 10 asuransi, 5 fintech, 2 dana pensiun, 1 pasar modal, dan 1 pergadaian. Untuk Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), terdapat 8.166 layanan yang tercatat dari Januari hingga 31 Oktober 2024. (*)

Tags:

BACA JUGA