
Di Balik Nama Besar Makassar, Ada Andil Paradise Indonesia
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Kalau ditanya kota mana yang terbesar di Indonesia Timur, hanya ada satu nama yang terlintas. Sudah pasti Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Namanya begitu besar mengingat perannya sangat vital sebagai pintu gerbang utama perekonomian di Indonesia Timur. Hampir semua aktivitas ekonomi berpusat di Makassar.

Perkembangan pesat kota daeng, julukan dari Makassar bukan hanya didorong oleh pemerintah. Semua faktor harus dipertimbangkan, salah satunya peran perusahaan swasta.
Ada banyak perusahaan besar di Makassar yang sudah jadi pemain lama dalam mendongkrak perekonomian kota daeng. Namun masuknya PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) atau dikenal Paradise Indonesia menjadi pembeda.
Paradise Indonesia masuk di Makassar melalui apartemen 31 Sudirman Suites dan hotel Hyatt Place. Lokasinya sama-sama berada di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 31, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Ujung Pandang.
Melalui dua produk properti ini, nyatanya Paradise Indonesia mampu mendongkrak perekonomian Makassar bahkan Sulawesi Selatan. Bagaimana caranya?
Hotel Hyatt Place, Padukan Budaya dan Alam
Mari kita ambil contoh Hyatt Place. Hotel yang baru diresmikan pada Sabtu 17 Februari 2024 itu sudah menjadi primadona bagi para pelancong dan warga Makassar yang ingin staycation.
Anggraini Savitri (26) pernah menginap di Hyatt Place selama dua hari. Baginya, waktu yang singkat tersebut sudah bisa memuaskan gairahnya untuk staycation di properti milik Paradise Indonesia itu.
“Memang nyaman, ada harga ada kualitas,” ujarnya kepada Gosulsel saat ditemui di salah satu cafe di Makassar, Rabu 12 Januari 2025.
Saat itu, Anggraini tidak sendiri menginap, ada satu temannya yang berasal dari Jakarta. Mereka memilih Hyatt Place setelah melihat rating-nya yang mentereng di berbagai aplikasi perjalanan atau travel.
“Bagus rating-nya dan memang sekalian coba-coba menginap di sini,” katanya.
Dia terkesima dengan suasana sejuk nan asri yang ditawarkan Hyatt Place. “Kalau di luar itu ada banyak tanaman jadi keliatan sejuk,” lanjut Anggraini.

Sedangkan temannya, kata Anggraini, mengaku suka dengan makanan lokal yang disajikan yaitu Coto Makassar. “Selama dua hari, makanannya coto terus,” ujarnya.
Anggraini berharap Hyatt Place terus konsisten dengan pelayanannya. Apalagi, menurutnya, tidak banyak hotel yang memadukan antara alam dan budaya setempat.
“Mungkin ada tapi tidak sebagus Hyatt,” tutup Anggraini.
Marketing Communication Hyatt Place Makassar, Ivana Kristin menjelaskan, sebagai hotel bintang empat plus, Hyatt Place senantiasa terus berinovasi untuk memberikan kenyamanan bagi tamu seperti Anggraini.
“Hyatt Place menciptakan ruangan yang modern dan estetik dengan desain yang mengutamakan kenyamanan tamu,” katanya.
Hyatt Place sendiri punya 31 lantai yang terdiri dari 145 kamar modern, aula yang megah berkapasitas 700 orang, pusat kebugaran, kolam renang, serta rooftoop yang dinamai 31 Altitude.

Restorannya bernama Papillon. Berada di sudut hotel, tamu bisa menikmati hidangan sambil melihat pemandangan Makassar melalui dinding kaca.
Untuk kamar di Hyatt Place, ada empat tipe, yaitu Premium Suit Room, Suit Room, Corner Room, dan Standard Room yang paling murah.
Ibu Negara Indonesia 2014-2024, Iriana Joko Widodo pernah menginap di kamar tipe Suit Room saat melakukan kunjungan kerja di Makassar pada 22 Agustus 2024 lalu.
“Beliau ambil suit room,” ungkap Ivana.
Namun, Hyatt Place menjadi lebih menarik karena perpaduan budaya Makassar yang bisa dijumpai mulai dari interior hotel sampai ke hidangannya.
“Kami mengintegrasikan sentuhan budaya Makassar dalam berbagai aspek, mulai dari ornamen dan motif khas Bugis-Makassar dalam interior hotel, hingga pilihan menu khas daerah di restoran kami,” kata Ivana.
Hyatt Place juga didesain untuk memberikan kesejukan bagi tamunya. Berbagai tanaman menyambut mereka dari luar hotel hingga kamar yang eco-friendly.
“Setiap ruangan dilengkapi jendela tinggi yang memungkinkan pencahayaan alami masuk, menciptakan suasana yang terang dan menyegarkan,” ucap Ivana.
Hyatt Place Dorong Pertumbuhan Ekonomi Makassar
Lantas, bagaimana Hyatt Place sebagai properti andalan Paradise Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota Makassar? Kuncinya ada di okupansi atau tingkat keterisian kamar.
Ivana menyebut, okupansi di Hotel Hyatt Place mampu mencapai 100 persen. 145 kamar yang tersedia semuanya terisi. “Penuh biasa di hari-hari tertentu apalagi ada momen libur atau hari raya,” ujarnya.
Tinggi atau rendahnya tingkat okupansi mempengaruhi pajak hotel. Sementara pajak hotel merupakan salah satu objek penerimaan pajak yang mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) di Makassar.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem mengatakan, pajak hotel menyumbang Rp146 miliar dari Rp1,6 triliun total realiasasi PAD pada tahun 2024. Hyatt Place menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar melalui pajak hotel.
“Ini membuktikan bahwa sangat berpengaruh tingkat okupansi hotel terhadap memberikan peningkatan PAD dan pertumbuhan ekonomi di kota Makassar,” jelasnya.
Wali Kota Makassar periode 2021-2024, Mohammad Ramdhan Pomanto juga optimis Hyatt Place mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota daeng. Tidak hanya dari segi PAD namun menjadi jembatan bisnis bagi investor.
“Kami percaya, dengan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang mencapai 5,4 persen, melebihi daerah-daerah lain yang rata-rata hanya 5,1 persen, kehadiran hotel seperti ini sudah menjadi tuntutan,” jelas Mohammad Ramdhan Pomanto saat peresmian Hyatt Place.

Sebagai seorang arsitek, dia melihat desain dari properti Paradise Indonesia minimalis namun terlihat mewah. Pemandangan kota Makassar dengan pantai Losarinya dapat dilihat di sebagian besar kamar.
Dengan demikian, kata dia, semakin menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat dan pemerintah setempat untuk menggelar acara di Makassar.
“Selamat atas resminya beroperasi Hyatt Place Makassar,” ujar Mohammad Ramdhan Pomanto.
Komitmen Paradise Indonesia
Sejak berdiri pada tahun 1996, Paradise Indonesia sudah membuktikan kontribusinya terhadap perekonomian negara melalui sektor propertinya yang ikonik, salah satunya Hyatt Place.
Paradise Indonesia sudah memiliki dan mengelola 15 properti hotel di Jakarta, Bali, Batam, Yogyakarta, dan Makassar. Kemudian enam pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali.
Untuk properti pusat perbelanjaan, Paradise Indonesia punya 23 Paskal, FX Sudirman, Plaza Indonesia, Beachwalk, The Plaza, dan Park23 Mall.
Sementara properti hotel milik Paradise Indonesia di antaranya Grand Hyatt, Sheraton Bali Kuta Resort, Aloft, Maison Aurelia, Harris Hotels, Yello Hotels, Pop! Hotels, dan Hyatt Place.
Masing-masing properti memiliki gaya modern dengan memadukan budaya lokal. Kalau Hyatt Place menawarkan sajian khas Makassar, beda lagi dengan Sheraton Bali yang memperlihatkan dekorasi ala pulau Dewata.
Properti tersebut punya peran penting dalam mendongrak ekonomi daerah. Setidaknya itu yang terlihat melalui tingkat okupansi Hyatt Place.

CEO Paradise Indonesia, Anthony Prabowo Susilo menegaskan, perusahaan akan terus berkontribusi memajukan perekonomian nasional dan sektor pariwisata melalui bisnis properti. Kehadiran Hyatt Place menjadi bukti bahwa Paradise Indonesia juga siap mendorong pertumbuhan ekonomi di Makassar.
”Kami senang dapat merilis Hyatt Place Makassar, dimana pembangunannya dilakukan sebagian besar saat terjadi pandemi Covid-19 lalu,” tutup Anthony. (*)