Pencapaian Vale Indonesia pada 2024: Divestasi Sukses, Penjualan Nikel Meningkat

Rabu, 26 Februari 2025 | 22:04 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Perusahaan tambang sekaligus pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)  mengumumkan capaian kinerja 2024 yang telah diaudit, pada Rabu (26/2/2025).

Vale atau INCO mencatatkan peningkatan produksi dan penjualan nikel dalam matte dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi INCO naik sekitar 1%, demikian juga volume penjualan yang  2% dibandingkan realisasi pada tahun 2023.

pt-vale-indonesia

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengungkapkan bahwa tahun 2024 merupakan perjalanan yang luar biasa bagi perusahaan, penuh dengan tantangan sekaligus pencapaian.

“Tahun 2024 telah menjadi perjalanan yang luar biasa, penuh dengan pencapaian, tantangan, dan pelajaran berharga. Saat kita merenungkan tahun ini, kita merayakan pencapaian kita dan mempertimbangkan tantangan yang telah kita atasi dan yang masih ada di depan. Tahun ini adalah tentang pertumbuhan, transformasi, adaptasi, dan menciptakan cerita yang lebih besar dan lebih bermakna lagi,” ujar Febriany Eddy.

Salah satu pencapaian INCO yang cukup signifikan pada tahun 2024 adalah keberhasilan menyelesaikan proses divestasi.

Selain itu, INCO saat ini memasuki era baru dalam tata kelola perusahaan dengan mengadopsi praktik terbaik sebagai perusahaan publik.

Selain itu, PT Vale atau INCO berhasil memperpanjang izin operasional menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan.

Keputusan tersebut menggambarkan kepercayaan Pemerintah Indonesia terhadap INCO sebagai mitra dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya nikel di seluruh wilayah konsesi PT Vale, termasuk Sorowako, Pomalaa, Morowali, dan lokasi eksplorasi lainnya.

Produksi INCO pada tahun 2024 tercatat mencapai 71.311 metrik ton (t) atau melampaui target tahunan sebesar 70.805 t dan juga lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2023 yang sebesar 70.728 t.

Sementara, volume penjualannya mencapai 72.625 t atau meningkat sebesar 2% dibandingkan tahun sebelumnya dan 8% secara kuartalan pada 4T24 dibandingkan 3T24.

Peningkatan volume penjualan nikel matte pada 4T24 juga berkontribusi terhadap EBITDA perusahaan yang tercatat sebesar AS$54,1 juta. Capaian tersebut naik 15% dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, EBITDA PT Vale mencapai AS$225,9 juta.

Meski INCO menghadapi tantangan biaya satu kali akibat pemisahan dari Vale Base Metal pasca-divestasi, perusahaan ternyata tetap mampu menjaga biaya tunai penjualan per unit tetap kompetitif pada AS$9.374 per ton.

Hal ini tentunya menjadi capaian signifikan karena menjadi biaya tunai terendah dalam tiga tahun terakhir, dibandingkan AS$10.034 per ton pada 2023 dan AS$11.201 per ton pada 2022.

Efisiensi tersebut dicapai berkat peningkatan volume produksi serta upaya berkelanjutan dalam penghematan biaya.

Secara keseluruhan, PT Vale atau INCO membukukan laba bersih sebesar AS$6,7 juta pada 4T24 dan AS$57,76 juta  atau sekitar Rp 946,4 miliar (kurs Rp16.385 per dolar AS) untuk tahun penuh 2024.

Laba bersih tersebut telah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi atas pengakuan nilai wajar aset derivatif, yang bersifat non-operasional.

Jika laba bersih dinormalisasi, angkanya mencapai AS$14,6 juta untuk 4T24 dan AS$73,3 juta untuk keseluruhan tahun 2024.

Konsumsi dan harga rata-rata High Sulphur Fuel Oil (“HSFO”), diesel serta batubara PT Vale disajikan pada tabel berikut:

INCO mengeluarkan belanja modal sebesar AS$332,1 juta pada tahun 2024, yang sebagian besar dipakai untuk peningkatan kapasitas produksi dan pengembangan proyek pertumbuhan.

Hingga akhir tahun, saldo kas INCO  mencapai AS$674,7 juta yang mencerminkan fundamental keuangan kuat untuk mendukung strategi bisnis di tahun 2025.

Adapun beberapa proyek strategis yang terus berkembang antara lain:

Pomalaa, Bahodopi, dan Sorowako Limonit – Secara kolektif mencapai 13,3 juta jam kerja tanpa kecelakaan fatal atau cedera serius.
Morowali – Mencapai 70% dari target tahunannya dan dijadwalkan selesai pada 3T25 dengan efisiensi belanja modal.
HPAL Sambalagi – Kemitraan dengan GEM Co., Ltd. untuk pembangunan fasilitas nikel dengan investasi AS$1,4 miliar, yang dirancang mencapai emisi nol bersih sejak hari pertama.
Pomalaa HPAL – Kolaborasi dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. dan Ford Motor Co. terus menunjukkan kemajuan dalam mendukung rantai pasokan baterai kendaraan listrik global.
Sorowako Limonit – Telah mendapatkan izin lingkungan pada akhir 2024 untuk mendukung ekspansi produksi di tahun 2025.

Selain itu, PT Vale atau INCO juga mencatat dua pencapaian penting di akhir tahun 2024:

Pertama adalah Persetujuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran (RKAB) 2024. Capaian penting ini akan memungkinkan perusahaan mulai menjual bijih nikel, sebagai bagian dari strategi pengembangan bisnis.

Kedua, peningkatan peringkat kredit menjadi BB+ dari S&P Global. Hal ini akan meningkatkan posisi keuangan dan mempermudah akses terhadap pendanaan dengan suku bunga lebih kompetitif. (*)


BACA JUGA