Alumni SMP Bantimurung Gandeng Depsos Unhas Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan dan Eksploitasi Seksual

Sabtu, 15 Maret 2025 | 16:17 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

MAROS, GOSULSEL.COM — Kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak menjadi salah satu permasalahan sosial yang semakin mengkhawatirkan. Menyadari urgensi pencegahan sejak dini, alumni SMP Bantimurung (IKASBANT) menggandeng Departemen Sosiologi (Depsos) Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menggelar sosialisasi bertajuk “Lindungi Anak, Selamatkan Masa Depan”.

Kegiatan yang berlangsung di aula SMP Bantimurung ini menghadirkan puluhan siswa, guru, serta perwakilan orang tua murid. Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya eksploitasi dan kekerasan seksual, sekaligus memberikan edukasi mengenai langkah-langkah perlindungan yang dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.

pt-vale-indonesia

Ketua umum IKASBANT, Dr. Ramli AT, mengatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual di berbagai daerah.

“Tidak sedikit terjadi tanpa diketahui atau dilaporkan. Anak-anak sering menjadi korban, tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara melindungi diri atau melaporkannya. Oleh karena itu, kami merasa penting untuk memberikan pemahaman sejak dini,” ungkap Dr. Ramli, Sabtu (15/03/2025).

Kolaborasi dengan Departemen Sosiologi Unhas menjadi langkah strategis karena institusi akademik ini memiliki pengalaman dalam kajian sosial serta pendekatan berbasis masyarakat untuk penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap anak.

Dosen Sosiologi Unhas, Andi Nurlaela, yang menjadi salah satu narasumber dalam sosialisasi ini, menekankan pentingnya peran keluarga dan komunitas dalam mencegah eksploitasi seksual. Ada 3 dari 10 anak kata Andi Nurlaela yang mengalami kekerasan.

“Dewasa ini Indonesia telah menempati peringkat 10 teratas dengan kasus anak yang rentan mengalami kekerasan seksual. Olehnya, anak-anak harus diberi pemahaman tentang batasan dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk mengenali tanda-tanda ancaman dan cara meminta bantuan. Selain itu, lingkungan sekitar juga harus menjadi sistem perlindungan yang mendukung mereka,” jelasnya.

Sesi edukasi dilakukan secara interaktif dengan menghadirkan simulasi serta diskusi. Salah satu bagian yang menarik adalah role play yang mengajarkan siswa bagaimana merespons situasi berisiko dan cara melaporkan kejadian mencurigakan kepada orang dewasa yang dapat dipercaya.

Selain itu, ditempat terpisah tim dari Departemen Sosiologi Unhas juga memberikan panduan kepada guru dan orang tua mengenai bagaimana mengenali tanda-tanda anak yang mengalami eksploitasi atau kekerasan, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk membantu korban.

Untuk diketahui, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari acara reuni Akbar IKASBANT dan buka puasa bersama serta program implementasi pengabdian masyarakat Unhas.(*)