BI Sulsel Ajak Pemerintah Hingga IJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Rabu, 14 Mei 2025 | 17:27 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (Sulsel) mengajak pemerintah hingga Industri Jasa Keuangan (IJK) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

BI menggelar Sulsel Talk yang mengundang pemerintah provinsi, industri jasa keuangan, dan pelaku usaha. Sesuai temanya yaitu “Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Peluang”, forum ini membahas dinamika perekonomian global dan nasional, isu strategis daerah, serta proyeksi (outlook) ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2025.

pt-vale-indonesia

Melalui Sulsel Talk ini, Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda menilai perlu ada sinergitas yang kuat antara pemerintah, IJK, dan stakeholder lainnya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Sulsel.

Saat ini, kata dia, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2025 tumbuh 4,87 persen, menurun dibandingkan kuartal IV-2024 sebesar 5,02 persen. Namun, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi sebesar 6,40 persen (year-on-year), dengan Sulsel sebagai kontributor utama.

“Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada kuartal I-2025 mencapai 5,78 persen, naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,18 persen,” katanya.

Dengan pencapaian itu, Rizki menyebut pertumbuhan ekonomi Sulsel sudah cemerlang di antara daerah lainnya. “Sulsel peringkat 5 pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” sebutnya.

Dia menyebut sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel adalah pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Jufri Rahman menekankan pentingnya forum ini untuk menghasilkan masukan substantif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Forum ini sangat strategis, mengingat duinia kini tengah menghadapi ketidakpastian sebagai dampak dari perang dagang global yang memanas.

“Kegiatan ini sangat penting. Apalagi kita ketahui, dunia saat ini dihadapkan pada kondisi ketar-ketir akibat perang dagang,” sebutnya.

Menurutnya, perang dagang global tetap menimbulkan efek terhadap fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar internasional.

Sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, sehingga dampak perang dagang belum terlalu signifikan terhadap ekonomi daerah.

“Di Sulsel rata-rata (sebagian besar) mengekspor ke Jepang dan Tiongkok. Jadi pengaruhnya tidak terlalu signifikan,” ujarnya.

Jufri menambahkan, hasil diskusi dari forum ini diharapkan menjadi acuan dan memperkaya substansi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030. Di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi terus berkomitmen mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekspor di tengah tekanan global.

“Kita harap melalui Sulsel Talk ini bisa menjadi acuan untuk memperkaya dalam penyusunan RPJMD lima tahun ke depan,” harapnya.(*)


BACA JUGA