OJK Beberkan Kendaraan Bekas Makin Dicari, Kreditnya Naik 13,6 Persen per Maret 2025

Selasa, 20 Mei 2025 | 14:42 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan pada pembiayaan kendaraan bekas tumbuh sebesar 13,69 persen secara tahunan atau year on year/yoy pada Maret 2025. Angka ini menunjukkan adanya minat masyarakat yang tinggi terhadap kendaraan bekas.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengatakan pertumbuhan tersebut menjadi salah satu indikator ketahanan industri pembiayaan, khususnya multifinance, di tengah tekanan pada sektor otomotif.

pt-vale-indonesia

“Sementara itu, pembiayaan kendaraan bekas tumbuh 13,69 persen yoy pada Maret 2025, dan diperkirakan masih akan terus tumbuh positif di tengah dinamika ekonomi,” ujar Agusman, Senin (19/5/2025).

Dia menjelaskan, sektor otomotif yang selama ini menjadi tulang punggung portofolio perusahaan pembiayaan, memang sedang mengalami penurunan penjualan.

Hal ini memberikan dampak langsung terhadap kinerja industri multifinance. Namun, OJK melihat ruang pertumbuhan tetap terbuka melalui upaya diversifikasi ke sektor-sektor lain.
“Penurunan penjualan otomotif berdampak pada pembiayaan karena sektor ini masih dominan dalam portofolio multifinance. Namun, prospek industri tetap terbuka melalui diversifikasi ke sektor produktif seperti alat berat, energi terbarukan, dan kendaraan listrik,” jelasnya.

Dengan pertimbangan tersebut, kata Agusman, OJK sejauh ini belum melihat urgensi untuk merevisi target pertumbuhan industri pembiayaan pada tahun ini. Namun, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan berkala terhadap berbagai faktor ekonomi yang bisa mempengaruhi kinerja industri.

“Sejauh ini belum perlu dilakukan koreksi terhadap proyeksi pertumbuhan industri multifinance pada 2025, namun akan dilakukan review secara berkala dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik,” kata Agusman.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, OJK mendorong pelaku usaha pembiayaan untuk memperkuat manajemen risiko dan tata kelola agar diversifikasi sektor bisa berjalan secara sehat dan berkelanjutan.

Hal ini penting agar perusahaan tidak hanya mengandalkan segmen otomotif, tetapi mampu menangkap peluang dari sektor lain yang lebih produktif.

“Industri multifinance terus didorong untuk melakukan penguatan manajemen risiko, efisiensi, dan tata kelola, agar strategi diversifikasi berjalan secara prudent dan berkelanjutan. Dengan pendekatan adaptif dan kolaboratif, industri multifinance diyakini dapat menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan yang tetap positif,” tutup Agusman. (*)


BACA JUGA