
OJK Ungkap Empat Tantangan Pasar Keuangan di Indonesia, Salah Satunya Masalah Regulasi
JAKARTA, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini tengah menyusun Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan peta jalan ini, kapitalisasi pasar ditargetkan mencapai Rp15.000 triliun atau sekitar 70% dari PDB atau setara Rp25 triliun transaksi harian.
Namun, untuk mencapai target itu pasar keuangan menghadapi sejumlah tantangan.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Eddy Manindo menyebut tantangan pertama, mengenai literasi dan inklunsi keuangan. Menurutnya, pengetahuan masyarakat tentang keuangan dan produk keuangan serta akses pada layanan keuangan formal masih belum merata.
“Kedua, infrastruktur keuangan yang masih fragmented dan belum terkonsolidasi serta adopsi teknologi yang perlu dioptimalkan,” katanya, Rabu (21/5/2025).
Ketiga, regulasi yang masih belum optimal sehingga berdampak pada terhambatnya perkembangan pasar keuangan.
Keempat ragam produk keuangan yang masih terbatas atau yang belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Walhasil, hal ini dapat menghambat perkembangan pasar sektor keuangan,” tuturnya.
Dengan peta jalan itu, OJK ingin mendorong sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan investasi pada 2025-2029 yang saat ini masih sangat terbatas. Dengan begitu, pembiayaan investasi dari sektor swasta dan masyarakat sangat diperlukan.
Eddy juga menjelaskan sumber pembiayaan swasta bisa diperoleh melalui kredit perbankan, penerbitan saham, dan obligasi. Namun, produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini lagi-lagi masih terbatas sehingga perkembangan pasar sektor keuangan juga terhambat.
“Struktur pendanaan di Indonesia saat ini masih bertumpu signifikan kepada industri perbankan. Namun pasar modal dapat mengambil peran untuk menyediakan alternatif pendanaan dan sebagai sarana untuk menarik investor asing sebagai pemodal potensial bagi sejumlah proyek strategis nasional,” tukasnya. (*)