Konservasi Vale Indonesia Lestarikan Flora Endemik Sulawesi yang Terancam Punah

Senin, 02 Juni 2025 | 16:24 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk sebagai perusahaan tambang nikel terbesar yang punya prinsip keberlanjutan telah melakukan konverasi untuk menjaga lingkungan di dalam dan luar area konsesi.

Upaya konservasi itu salah satunya dengan mengembangkan program cocogrow, percepatan konservasi flora endemik Sulawesi yaitu buah dengen.

pt-vale-indonesia

Buah dengen atau jongi merupakan flora endemik yang sudah jarang terlihat di Sulawesi khususnya Luwu Timur. International Union for Conservation of Nature (UICN), organisasi global yang berkonsentrasi pada konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan telah menetapkan dengen masuk dalam daftar flora yang hampir punah.

Manager Strategic Environment and Reclamation Vale Indonesia, Umar Kosman menjelaskan, program cocogrow hadir dari kerjasama akademisi Universitas Hasanuddin dengan mengembangkan pohon dengen melalui metode cangkok. Untuk media tanam, digunakan kombinasi cocopeat atau sabuk kelapa yang dihaluskan dan air kelapa kaya nutrisi.

“Metode ini terbukti mempercepat pembentukan akar, memungkinkan bibit siap tanam dalam waktu 3 bulan, serta memastikan kepastian genetik bibit dengan morfologi dan kualitas yang seragam dengan induknya,” jelasnya, Senin (2/6/2025).

Program ini, kata Usman, tidak hanya berkontribusi terhadap no net loss biodiversity atau tidak ada kerugian terhadap keanekaragaman hayati. Dia juga menyebut petani diuntungkan dengan kehadiran cocogrow.

“PT Vale berkolaborasi dengan Gabungan Petani Tanaman Buah (GAPETAB) Kecamatan Towuti sebagai pemasok cocopeat, yang menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp 78 juta per tahun, dengan proyeksi peningkatan hingga Rp99,5 juta dalam 5 tahun ke depan,” katanya.

“Selain itu, kelompok Himpunan Pegiat Herbal Organik (HIPHO) memanfaatkan buah dengen untuk produksi minuman herbal, dengan potensi omzet tahunan mencapai Rp57.150.000 dari penjualan 5.715 kemasan jus dengen,” tambah Usman.

Sejauh ini, Vale Indonesia terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan dengan memperhatikan berbagai aspek. Selain pengembangan buah dengen, flora endemik lainnya juga dikembangkan.

Melalui nursery, tempat produksi bibit dari Vale Indonesia itu telah memproduksi 34 jenis bibit tanaman endemik, di antaranya, Nyatoh, Bitti, Betau, Agathis, Jamu-jambu dan Mata Kucing.

“Totalnya 67.903 pohon endemik yang dilaporkan pada tahun 2024 untuk kinerja lingkungan PT Vale,” ujar Usman.

Usman mengatakan, bibit tersebut selanjutnya akan ditanam kembali alias reklamasi di lahan pasca tambang . Saat ini, reklamasi tersebut sudah mencakup seluas 3.791 hektare dari total 5.894 hektare lahan yang digunakan menambang di Blok Sorowako Luwu Timur.

“Sedangkan pohon yang sudah tertanam kembali sampai kuartal I 2025, khusus untuk pohon lokal dan endemik sebanyak 15.911 bibit. Sedangkan total pohon yang sudah ditanam kembali meliputi pohon pionir, lokal dan endemik sebanyak 37.552 bibit,” tutup Usman. (*)


BACA JUGA