Jusuf Kalla Ajak Wisudawan Unhas Jadi Wirausahawan, Ciptakan Lapangan Pekerjaan

Selasa, 03 Juni 2025 | 16:42 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menegaskan alumni-alumni baru perguruan tinggi menghadapi dua tantangan besar usai menamatkan pendidikannya di universitas. Tantangan tersebut adalah mencari kerjaan atau yang kedua adalah membuka kerjaan baru.

Namun saat ini, Indonesia menghadapi tantangan berat terkait pekerjaan. Sehingga alternatif utamanya, kata JK, dengan membuka kerjaan baru.

pt-vale-indonesia

“Saat ini cari kerjaan susah. Maka alternatif utama adalah mengcreate pekerjaan, buka wirausaha, menjadi pengusaha kecil, mengembangkan pertanian, perkebunan dan macam macam,” kata JK, usai memberikan Orasi Ilmiah diacara Wisuda Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Tahun 2024-2025 di Baruga Andi Pangeran Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Selasa (30/05/2025).

Selain membuka lahan pekerjaan, JK juga mengusulkan kepada seluruh alumni perguruan tinggi untuk kembali ke desa. Mereka diminta untuk kembali ke desa dan membangun desa tersebut.

“Kembali ke daerah, memajukan daerah dan jangan semua berkumpul di kota. susah,” tegas ketua umum PMI tersebut.

Lebih jauh JK mengingatkan, jika kampus-kampus di Indonesia sudah jauh lebih baik. Namun demikian, para alumni tersebut harus berhadapan dengan dunia nyata. “Sekolahnya baik, dunia nyatanya susah,” pungkas JK.

Untuk diketahui, kondisi ketenagakerjaan Indonesia saat ini, relatif kurang baik-baik saja. Terbukti pada saat pembukaan job fair di Bekasi sepekan lalu, diserbu oleh belasan ribu para pencari kerja.

Lebih jauh, JK juga menyinggung korelasi antara pengangguran dan maraknya premanisme. Menurut JK, maraknya premanisme karena tidak adanya pekerjaan.

“‘Kenapa jadi preman karena hampir semua karena tidak ada kerjaan, menganggur, tapi tetap ingin hidup, sehingga banyak yang memilih bay pass jadi preman,” papar JK lagi.

Sehingga JK memilai agar jangan lihat dari premannya saja, tapi juga harus kenapa menjadi preman. JK juga mengusulkan agar menyelsaikan premanisme tidak hanya dengan menghukum saja, tapi harus dicarikan solusi bagaimana tetap ada lapangan kerja.(*)