
Pusat Pembibitan Vale Indonesia Percepat Reklamasi Lahan Pasca Tambang
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Dalam menjalankan prinsip keberlanjutan, PT Vale Indonesia Tbk menghadirkan pusat pembibitan atau nursery. Di sana, berbagai bibit tanaman jenis endemik diproduksi mulai nyatoh, bitti, betau, dengen, jamu-jambu, dan mata kucing.
Melalui nursery, Vale Indonesia dapat memproduksi 1 juta bibit siap tanam. Dengan begitu, reklamasi lahan pasca tambang semakin cepat sehingga mampu mengembalikan fungsi hutan sedia kala.

Merawat bibit pun tidak sembarangan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghasilkan bibit yang berkualitas.
“Perawatan Bibit dilakukan dengan beberapa perlakuan, diantaranya diberikan pupuk dasar lengkap saat penanaman,” kata Manager Strategic Environment and Reclamation PT Vale Indonesia, Umar Kosman, Kamis (12/6/2025).
Selanjutnya, kata Umar, dilakukan penanaman dilakukan pembersihan gulma, pendangiran, penyiangan dan pemupukan setiap 6 bulan hingga tumbuh sehat selama kurun waktu 3 tahun.
“Lalu dilakukan pemantauan tanaman, meliputi persen hidup, kerapatan performancenya,” tambahnya.
Khusus tanaman endemik buah dengen, Usman mengaku punya cara tersendiri dalam mengembangkan flora yang disebut hampir punah ini. Pihaknya menggandeng akademisi Universitas Hasanuddin untuk menjalani program Cocogrow.
“Kami mengembangkan metode perbanyakan vegetatif melalui cangkok, menggunakan kombinasi cocopeat dan air kelapa kaya nutrisi sebagai media tanam,” ujarnya.
“Metode ini terbukti mempercepat pembentukan akar, memungkinkan bibit siap tanam dalam waktu 3 bulan, serta memastikan kepastian genetik bibit dengan morfologi dan kualitas yang seragam dengan induknya,” jelasnya.
Sejauh ini, Usman menyatakan Vale Indonesia telah menamam kembali pohon lokal dan endemik di area reklamasi adalah 15.911 pohon pada kuartal pertama 2025.
“Sedangkan total pohon yang sudah ditanam kembali meliputi pohon pionir, lokal dan endemik sebanyak 37.552 bibit,” ucap Usman.
Sementara itu, progres lahan bekas tambang yang telah direklamasi atau rehabilitasi seluas 3.791 hektare dari total 5.894 hektare lahan yang digunakan menambang di Blok Sorowako Luwu Timur.
Upaya rehabilitasi merupakan bagian dari mengembalikan lahan kembali menjadi hutan. Sekaligus menjadi komitmen Vale Indonesia dalam menjaga lingkungan pasca tambang. (*)