Sinergi Lintas Sektor Gencarkan Edukasi Imunisasi HPV di Makassar, Cegah Kanker Serviks

Jumat, 20 Juni 2025 | 18:31 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Upaya pencegahan kanker serviks di Kota Makassar kembali diperkuat melalui edukasi lintas sektor. Hal ini dilakukan menyusul temuan bahwa masih ada sekolah dengan cakupan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) di bawah target nasional 90 persen.

Merespons hal tersebut, UNICEF Indonesia bersama Pemerintah Kota Makassar, Portkesmas, dan Pokja RCCE menggelar pertemuan koordinasi lintas sektor pada pekan ini.

pt-vale-indonesia

Kegiatan tersebut melibatkan Dinas Pendidikan, Puskesmas, Kantor Kementerian Agama Kota Makassar, serta pihak sekolah guna menyusun rencana edukasi dan memastikan seluruh anak perempuan, termasuk yang tidak bersekolah, mendapatkan perlindungan dari kanker serviks.

Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja menyebut kolaborasi semua pihak sangat penting untuk menjamin hak anak atas kesehatan.

“Inisiatif Jaga Bersama ini adalah wujud konkret dari komitmen kami untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk terlindung dari berbagai penyakit berbahaya yang mengancam jiwa,” ujar Henky.

Ia menegaskan pentingnya dukungan dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, hingga swasta, dalam menjalankan program edukasi dan imunisasi yang menyeluruh.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Andi Mariani menjelaskan bahwa vaksin HPV yang diberikan cukup satu kali untuk anak perempuan kelas 5 SD.

“Imunisasi HPV ini cukup diberikan satu kali pada anak perempuan berusia kelas 5 SD, dan mampu melindungi mereka dari kanker serviks hingga dewasa. Ini adalah langkah pencegahan yang sangat efektif dan aman bagi masa depan kesehatan anak-anak kita,” jelas dr. Mariani.

Direktur Eksekutif Portkesmas, Basra Ahmad Amru, menambahkan bahwa keberhasilan imunisasi sangat bergantung pada proses edukasi yang dilakukan sebelumnya.

“Kita perlu hadir lebih awal untuk membangun kepercayaan masyarakat. Edukasi dengan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP) digunakan oleh para komunikator yang telah dilatih sangat tepat karena sesuai dengan kebudayaan masyarakat kita,” katanya.

Menurutnya, edukasi yang baik akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi.

“Selain mudah dicerna, metode KAP juga mengutamakan proses yang menyenangkan dan partisipasi aktif dalam kegiatan edukasi,” sambung Basra.

Program Jaga Bersama sendiri telah dimulai sejak 2024. Pada tahap awal, puluhan komunikator lokal yang terdiri dari guru, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan remaja telah dilatih untuk memberikan edukasi mengenai imunisasi HPV.

Di tahun 2025 ini, para komunikator mulai diterjunkan langsung ke sekolah-sekolah yang cakupan imunisasinya masih di bawah target, untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Kanker serviks diketahui masih menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory WHO (2020), terdapat lebih dari 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia. Itu berarti, rata-rata 57 perempuan meninggal setiap hari akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah melalui imunisasi HPV ini.

Program imunisasi HPV sendiri telah tersedia secara gratis sejak 2022 melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD, yang digelar setiap Agustus hingga September. Namun, belum meratanya cakupan imunisasi di sejumlah wilayah, termasuk di Makassar, membuat edukasi menjadi langkah penting yang terus digencarkan. (*)


BACA JUGA