Hadiri Pameran UMKM di Swiss, Menkum Supratman Dukung Produk Lokal Berbasis KI Tembus Pasar Global

Jumat, 11 Juli 2025 | 13:40 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JENEWA, GOSULSEL.COM — Partisipasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-66 World Intellectual Property Organization (WIPO) 2025 terus mendapat perhatian dunia. Lewat booth pameran bertema “Local Roots, Global Reach”, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum memamerkan lebih dari seratus produk berbasis kekayaan intelektual (KI) yang mencerminkan kekuatan ekonomi kreatif Tanah Air.

Menteri Hukum RI, Supratman Andi Agtas, menegaskan bahwa Indonesia hadir tidak hanya untuk memperlihatkan keberagaman budaya, namun juga untuk menunjukkan kesiapan produk-produk lokal bersaing di pasar internasional. “Luar biasa ada batik dan banyak produk Indonesia lainnya. Kita support abis UMKM dan produk lokal indonesia untuk go internasional. Keren,” ujarnya saat meninjau pameran di Markas Besar WIPO, Jenewa.

pt-vale-indonesia

“Booth ini adalah wajah Indonesia hari ini. Di sinilah kita tunjukkan bagaimana KI bukan sekadar hak hukum, tapi fondasi ekonomi kreatif yang konkret. Kita ingin produk lokal tidak hanya tampil, tapi juga menembus pasar global,” sambungnya.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto, yang turut hadir dalam rombongan delegasi Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap pelibatan para kreator lokal dalam forum internasional ini. “Ekonomi kreatif adalah kekuatan besar kita hari ini. Dari karya-karya anak bangsa dengan kualitas luar biasa ini bisa menarik pengunjung di Sidang Umum WIPO,” ungkap Yovie.

Produk-produk unggulan yang ditampilkan dalam pameran DJKI meliputi kosmetik halal, produk herbal, fesyen inovatif, kain tradisional, hingga berbagai produk Indikasi Geografis (IG) seperti Kopi Arabika Gayo dan Kain Tenun Troso. Setiap produk dipilih berdasarkan kekayaan budaya dan potensi ekspor yang tinggi, serta telah terdaftar atau sedang dalam proses pelindungan KI.

Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Darmansyah Hadad, menyebut bahwa pameran ini merupakan diplomasi ekonomi yang sangat strategis. “Kita tidak hanya memamerkan produk, tapi membangun persepsi dunia tentang Indonesia sebagai negara yang kaya inovasi. Dari lokal ke global bukan sekadar slogan, tapi misi bersama yang sedang kita wujudkan melalui kekuatan KI,” tegas Muliaman.

Pameran DJKI akan berlangsung hingga 17 Juli 2025, dan diharapkan dapat menjaring kerja sama strategis dengan berbagai negara serta membuka akses yang lebih luas bagi produk lokal Indonesia di pasar global. Kehadiran Indonesia di forum WIPO ini menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem kekayaan intelektual dan menjadikannya motor penggerak ekonomi nasional ke depan.

Kakanwil Kemenkum Sulsel, Andi Basmal dalam keterangannya, Jumat (11/7), mendorong pelaku usaha agar dapat membawa produk lokal Sulsel bersaing secara nasional maupun global. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual kata Andi Basmal, adalah salah satu cara yang bisa ditempuh agar produk lokal bisa bersaing secara sehat, bahkan mendapatkan legitimasi hukum dari Pemerintah.

“Melalui pendaftaran KI, produk-produk karya pelaku usaha di Sulsel diharapkan dapat bersaing di pasar nasional, kalau perlu kita dorong hingga ke pasar internasional,” tegasnya.

Beragam produk kreatif hasil karya masyarakat di Sulsel, baik yang didaftarkan secara mandiri maupun secara kolektif diharapkan dapat lebih memikat konsumen global, seperti halnya Kopi Arabika Gayo dan Kain Tenun Troso yang dipamerkan di Markas Besar WIPO di Jenewa, Swiss. (*)


BACA JUGA