Inovasi Vale Indonesia Ubah Pandangan Masyarakat Melihat Nikel

Selasa, 15 Juli 2025 | 13:52 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk sebagai pemain utama dalam industri tambang nikel tidak hanya berfokus pada bisnis. Perusahaan yang hadir sejak tahun 1968 (sebelumnya bernama INCO) itu juga mengedepankan prinsip keberlanjutan untuk menjaga kualitas hidup dan lingkungan di masa mendatang.

Upaya keberlanjutan yang dilakukan Vale Indonesia telah diperlihatkan melalui sejumlah inovasi. Hasilnya, Vale mampu merubah pandangan masyarakat terhadap nikel, yang disebut hanya mencari keuntungan semata kini mampu berkontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan.

pt-vale-indonesia

1. Lamella Gravity Settler (LGS)

LGS adalah teknologi standar dalam penjernihan air dan pertama kali diterapkan dalam industri pertambangan di Indonesia oleh PT Vale. Teknologi LGS ini mulai digunakan pada 2014 yang merupakan hasil dari dua tahun penelitian dan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sistem tersebut memungkinkan PT Vale Indonesia untuk mengolah limbah cair lebih efisien sebelum dialirkan kembali ke lingkungan. Dengan fasilitas ini, PT Vale Indonesia menunjukkan kepatuhannya terhadap Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2006.

Dengan LGS, Danau Matano yang berada di wilayah operasional tambang Vale Indonesia di Sorowako Luwu Timur tetap terjaga kejernihannya. Masyarakat sekitar hingga wisatawan pun ramai mengunjungi danau tertua di Indonesia itu.

2. Nursery

Nursery atau pusat pembibitan Vale Indonesia hadir untuk mempercepat reklamasi di lahan pasca tambang Vale Indonesia.

Nursery yang berada di Blok Sorowako Luwu Timur Sulawesi Selatan telah menunjukkan progresif dengan produksi bibit sebanyak 700 ribut bibit tanaman di lahan seluas 2,5 hektare.

Ada 34 jeni bibit tanaman endemik yang diproduksi, di antaranya, Nyatoh, Bitti, Betau, Agathis, Jamu-jambu dan Mata Kucing.

Bibit yang berada di nursery itu dipilih sejak tahun 2005 dan berasal dari tanaman lokal di daerah itu, yang kemudian diproduksi kembali di fasilitas pembibitan Nursery, PT Vale Indonesia Tbk.

Dengan nursery, Vale Indonesia telah melakukan reklamasi atau rehabilitasi lahan bekas tambang seluas 3.791 hektare dari total 5.894 hektare lahan yang digunakan menambang di Blok Sorowako Luwu Timur.

3. Kendaraan Listrik

Vale Indonesia berkomitmen umewujudkan target perseroan dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) absolut sebesar 33 persen pada 2030, serta menuju net zero emission pada 2050.

Olehnya, Vale Indonesia menghadirkan kendaraan yang menggunakan tenaga listrik, seperti bus untuk operasionalnya.

Peluncuran bus listrik pertama di Sulawesi Selatan ini menjadi salah satu milestone konkret perusahaan dalam upaya kolaboratif berbagai pihak menurunkan emisi karbon.

Bus listrik Vale Indonesia berkapasitas 48 penumpang, dengan tenaga maksimum 240 kilowatt, atau setara dengan 320 horsepower, jauh lebih besar dari tenaga bus konvensional. Selain itu, bus juga memiliki kapasitas baterai sebesar 315 KwH, setara dengan jarak tempuh 250 kilometer. Unit ini dilengkapi dengan menggunakan air suspension, sehingga lebih nyaman dari teknologi bus pada umumnya.

Bus listrik ini semakin efisien dengan teknologi regenerative braking, sehingga setiap pengereman dapat memberi kesempatan untuk pengisian daya baterai.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PT Vale Indonesia juga menjadi satu-satunya perusahaan tambang yang menggunakan tenaga air sebagai pembangkit listrik. Total ada tiga PLTA di Sorowako, yakni (PLTA) Larona berkapasitas sebesar 165 megawatt (MW), PLTA Balambano dengan kapasitas 110 MW, dan PLTA Karebbe yang berkapasitas 90 MW.

PT Vale Indonesia berani menginvestasikan ketiga PLTA tersebut dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar AS. Kehadiran ketiga PLTA ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan PT Vale Indonesia saja, tetapi juga masyarakat sekitar. Selain itu, PLTA ini mencegah emisi karbon setara dengan 1 juta CO2eq. Hal ini sejalan dengan komitmen dari PT Vale Indonesia untuk melakukan penurunan gas rumah kaca sebesar 33 persen CO2eq hingga 2030.

5. Program Zero Hour Refurbished Truck

PT Vale Indonesia menggandeng PT Trakindo Utama dan PT United Tractors dalam program Zero Hour Refurbished Truck yang merekondisi dua unit truk 100T, yaitu CAT 777 dan Komatsu HD 785 dari rusak berat menjadi baru kembali.

PT Vale Indonesia memanfaatkan sampah organik dan enceng gondok untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Sedangkan untuk ban bekas, bisa diolah kembali sebagai penguat struktur tebing pengganti bronjong. Lalu, untuk mengurangi penggunaan kertas terkait kegiatan administrasi, PT Vale Indonesia memanfaatkan teknologi IT Software untuk mengadakan meeting secara daring.
Program ini sesuai dengan komitmen PT Vale Indonesia untuk mencapai nol limbah ke tempat pembuangan atau zero waste to landfill pada 2025, lebih cepat 5 tahun dari target pemerintah.

Demikian beberapa inovasi yang dilakukan PT Vale Indonesia untuk menegaskan komitmennya dalam keberlanjutan. Selain itu, inovasi Vale juga banyak bersentuhan dengan sektor esensial seperti pertanian dengan membina petani untuk beralih ke sistem pertanian organik, termasuk padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). (*)


BACA JUGA