Perkuat Ekonomi Warga Lutim, Vale Indonesia Olah Limbah Jadi Potensi Cuan

Jumat, 25 Juli 2025 | 22:10 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk melalui Segregation Plant mengelola limbah secara mandiri. Berbagai jenis sampah diolah menjadi bernilai ekonomi untuk warga Luwu Timur (Lutim).

Segregation Plant, fasilitas pengelolaan limbah yang telah dibangun Vale Indonesia sejak tahun 2012. Seiring berjalannya waktu, fasilitas ini mampu mengelola limbah hingga 500 kilogram per hari.

pt-vale-indonesia

MGR, Ops & Reclamation Segregation Area PT Vale Indonesia, Muh Firdaus Muttaqi mengatakan, pengelolaan limbah dilakukan secara bertahap. Untuk menjadikan sampah bernilai ekonomi, sampah lebih dulu di pilah.

“Kita pilah lebih dulu kemudian dipisahkan sesuai jenisnya. Botol kaca, kayu, plastik, limbah B3, dan maggot dipisahkan, bahkan besi juga, sampai sampah sisa makanan kita olah,” jelasnya kepada Gosulsel, Jumat (25/7/2025).

Fasilitas dengan luas 5000 meter persegi itu punya alat pengelolaan limbah yang disesuaikan jenisnya. Semisal sampah aluminium yang memiliki mesin press untuk dipadatkan sehingga lebih mudah di daur ulang jadi bahan material berbagai barang.

“Sama dengan plastik kita punya alat press. Satu ikat plastik itu beratnya kira-kira 16 kilogram,” ucap Firdaus.

Selanjutnya, olahan limbah itu akan dikumpulkan untuk diberikan kepada empat bank sampah, di antaranya bank sampah Magani, bank sampah induk Malili, bank sampah Wasuponda, dan bank sampah Desa Nikel.

Bank sampah tersebut punya tugas untuk mengelola kembali olahan sampah tersebut untuk menambah pendapatan warga Lutim. Sejauh ini, sudah ada 9 ton olahan sampah yang diserahkan ke bank sampah sejak Januari hingga Juli 2025.

“Kita koordinasikan dulu untuk kebutuhannya mereka dan ini kita salurkan secara gratis,” jelas Firdaus.

Melalui Segregation Plant, Vale Indonesia berkomitmen menjaga lingkungan Luwu Timur khususnya Sorowako dan sekitarnya. Selain itu, pihaknya juga turut andil dalam ekonomi sirkular atau ekonomi berbasis pengelolaan sampah bernilai ekonomi bagi warga.

“Bank Sampah dari Bumdes ini yang akan mengelolanya lebih lanjut menjadi bernilai ekonomi. Kita di sini hanya mengelola dan mengangkut sampah warga,” tutupnya. (*)


BACA JUGA