Buat Pupuk Kompos Mandiri, Cara PT Vale Percepat Penanaman Bibit Berkualitas

Sabtu, 26 Juli 2025 | 17:30 Wita - Editor: adyn - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – Dalam mendukung proses rehabilitasi lahan pasca tambang, PT Vale Indonesia telah memproduksi bibit yang berkualitas melalui fasilitas nursery.

Bibit yang dihasilkan pun tidak sembarangan. Kualitasnya pun dijaga melalui pupuk kompos yang dibuat secara mandiri.

pt-vale-indonesia

Pembuatan pupuk kompos dilakukan melalui Segregation Plant, fasilitas pemilahan berbagai jenis sampah. Khusus pupuk, sampah yang diolah adalah sisa makanan dan kayu.

“Di sini sekitar 500-700 kilogram per hari sampah organik (makanan sisa,) sama organik (kayu bekas) di buat jadi kompos. Tujuannya, mengurangi volume sampah,” kata MGR Ops dan Reclamation Segregation Area PT Vale Indonesia Muh Firdaus Muttaqi saat media visit, Jumat (26/7/2025).

Untuk pembuatannya, sampah seperti kayu palet dan kayu sisa tambang diolah melalui mesin cacah, selanjutnya serbuk sisa kayu yang dibuat menjadi pupuk kompos.

Sedangkan sisa makanan diolah menjadi pupuk melalui seperti maggot atau Black Soldier Flying (BSG). Segregation mampu mengolah 30 ton tiap hari untuk sampah ini.

“Untuk palet kayu dan sisa kayu lainnya (setelah dicacah) kita manfaatkan untuk pembibitan, kadang juga donasi kita bantu untuk pupuk kompos,” tambah Firdaus.

Dia menyebut pupuk ini mampu mempercepat pertumbuhan bibit. Adapun komposisi pupuk sudah lebih dulu dilakuan riset sebelum diolah.

“Jadi 1 ton kompos tiap hari kita produksi, terdiri dari sekam gergaji, kertas 200 kg, sisa makanan 300 kg, campur air gula 1 kg,” jelasnya.

Pupuk ini sebagian besar digunakan untuk pembibitan di fasilitas Nursery. Kemudian akan ditanam kembali di lahan pasca tambang sebagai bagian dari komitmen Vale Indonesia terhadap prinsip keberlanjutan.

Sementara itu, luas lahan yang telah direklamasi oleh Vale Indonesia adalah 3.819 Hektare hingga April 2025. (*)


BACA JUGA