
Prof JJ di Forum Rektor KLH-BPLH: Dorong Kebijakan Perlindungan Lingkungan Berbasis Sains
JAKARTA, GOSULSEL.COM – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa, menghadiri Forum Rektor Kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup – Badan Pengelola Lingkungan Hidup (KLH-BPLH) bersama Perguruan Tinggi dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan, yang digelar di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin (28/07).
Acara ini dihadiri oleh 41 rektor Perguruan Tinggi dari seluruh Indonesia. Agenda utama forum ini mencakup penandatanganan nota kesepahaman (MoU), pembahasan rekomendasi kebijakan, dan penguatan kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan lingkungan hidup masa depan.
Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mengembangkan teknologi, nilai moral, dan budaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Kami mengajak seluruh elemen kampus untuk membawa integritas moral dalam menjaga lingkungan, dengan mengedepankan kesadaran kolektif, tanggung jawab bersama, serta aksi nyata yang berkelanjutan demi masa depan yang lebih hijau dan lestari,” kata Prof. Fauzan.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan bahwa kementerian memiliki peran sebagai mitra transformasi akademik-ekologis nasional, khususnya dalam mendukung pembangunan rendah karbon dan ketahanan lingkungan. Perguruan tinggi diharapkan menjadi agen perubahan nilai, ilmu pengetahuan, dan arah kebijakan menuju pembangunan hijau berbasis pengetahuan.
“Perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam penyusunan dokumen lingkungan, penguatan data, inovasi kampus hijau, serta pengembangan kurikulum lintas disiplin berbasis lingkungan. Selain itu, kampus juga berperan penting dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), dan edukasi masyarakat,” jelas Hanif.
Pada kesempatan ini, Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa menyampaikan presentasi terkait kontribusi Unhas dalam menciptakan keberlanjutan lingkungan. Unhas telah lama berkomitmen menjadi pusat inovasi dan edukasi keberlanjutan melalui berbagai program seperti pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang), Thematic Research Group (TRG), KKN Tematik, hingga pendirian Wallacera Research Institute.
“Unhas siap berkolaborasi dengan KLHK dalam berbagai aspek, mulai dari penerapan insentif dan disinsentif ekologis, pengelolaan limbah, hingga penegakan hukum tata ruang. Beberapa sudah kami lakukan, namun tetap membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah,” terang Prof. JJ.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan science based policy dengan prinsip ilmu pengetahuan. “Kebijakan publik harus berbasis sains, harus berdasarkan temuan ilmiah dan bukti empiris yang kuat,” ujar Prof. JJ.
Rektor Unhas juga mengingatkan agar kebijakan lingkungan tidak hanya berfokus pada wilayah daratan, melainkan juga mencakup kawasan laut, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan lautan.
Dalam sesi wawancaranya, Prof. JJ berharap forum ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU, tetapi dapat menghasilkan aksi nyata dan kebijakan berkelanjutan. (*)
