
Bumdesma Anatowa Binaan PT Vale Dorong UMKM Luwu Timur Naik Kelas
LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM – PT Vale Indonesia Tbk memberikan perhatian khusus kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Luwu Timur.
Sejak tahun 2021, PT Vale Indonesia telah membina Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Anatowa yang berlokasi di Sorowako, Kecamatan Nuha. Bumdesma ini merupakan wadah bagi para UMKM lokal untuk bertumbuh.

Bumdesma Anatowa bersama Vale Indonesia telah menghadirkan Galeri Kareso Anatowa, pusat pengembangan dan pemasaran produk UMKM Luwu Timur.
Direktur Utama Bumdesma Anatowa, Zulfikar Arna mengatakan, Bumdesma Anatowa terbentuk atas kolaborasi antar-desa, dengan perwakilan dari empat desa dan satu kelurahan di Kecamatan Nuha. Anggota bumdesma ini terdiri dari Desa Nikkel, Nuha, Matano, Sorowako, dan Kelurahan Magani.
Adapun PT Vale Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menjadi mitra utama. Peran PT Vale salah satunya yaitu melakukan pendampingan dengan memastikan UMKM lokal berdaya saing tinggi.
“Alhamdulillah berkat dukungan dari PT Vale serta pemkab kini Galeri Kareso menjadi unit usaha paling sehat dan paling aktif,” ujar Zulfikar Arna, Minggu (27/7/2025).
Ada 154 produk UMKM yang tersebar di empat kecamatan yaitu Nuha, Towuti, Malili, dan Wasuponda mejeng di Galeri Kareso Anatowa. Kebanyakan produk yang dijual adalah makanan olahan, herbal, dan kerajinan.
Zulfikar mencatat, 60 UMKM masih aktif di Bumdesma Anatowa, 40 di antaranya adalah UMKM kuliner. Satu usaha menjual 2 sampai 3 produk.
Hampir seluruh produk di Bumdesma Anatowa telah menembus pasar nasional. Produknya mudah dijumpai di bandara, swalayan, hingga toko oleh-oleh.
Salah satu produk unggulan yang sudah merambah pasar nasional adalah keripik pisang dari brand Lahadeng. Produk khas Luwu Timur yang menawarkan ragam varian rasa ini sudah memiliki outlet di sejumlah kota seperti Makassar dan Malili.
Ada juga Keripik Pangkilang khas Danau Towuti karena kandungan gizi tinggi seperti magnesium dan omega. Adapun produk kriya yang banyak dikenal adalah anyaman Teduhu dari Desa Nuha.
“Jadi ada juga dari tanaman herbal yang diproduksi jadi kue, ada minuman sachet,” ucapnya.
Produk UMKM ini juga laku keras di Sorowako. PT Vale dan mitra sering kali membelinya untuk souvenir tamu perusahaan.
“Jadi omzet bisa sampai 80 sampai 100 juta per bulan penjualannya. 80 persen pelanggan kita dari PT Vale selebihnya offline,” jelas Zulfikar.
PT Vale, kata dia, terus melakukan pembinaan untuk mendorong UMKM lokal berdaya saing tinggi, mulai dari pelatihan bisnis sampai pendanaan.
“Sejak awal, Vale adalah pengelola aset galeri ini, pelatihan itu setiap triwulan, dan konsultan kita juga komunikasi lancar, bisnis development juga pernah juga UMKM dibiayai pendanaannya,” tambahnya.
Selanjutnya, Zulfikar berharap ada kolaborasi antara Bumdesmas dan jaringan minimarket lokal untuk menyediakan rak khusus produk UMKM Luwu Timur. Sebab, menurutnya, ritel modern mampu mendongkrak pertumbuhan UMKM.
“Kalau kami bisa masuk display di ritel besar, Insyaallah produk UMKM tidak hanya jalan offline, tapi online-nya juga ikut naik,” tutupnya. (*)