
Screening di Makassar, Film Panggil Aku Ayah Bikin Penonton Banjir Air Mata
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Screening film terbaru garapan Visinema Studios berjudul Panggil Aku Ayah berlangsung di XXI Nipah Mal Makassar, pada Minggu (3/7/2025).
Saat pengumuman screening, tiket film langsung habis terjual. Ini membuat studio 5 di XXI Nipah Mal dipenuhi penonton yang antusias terhadap filmtersebut.

Film Panggil Aku Ayah bercerita tentang arti keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari ikatan darah.
Panggil Aku Ayah merupakan adaptasi dari film laris Korea Selatan Pawn, hasil kerja sama antara Visinema Studios dan CJ ENM, serta digarap oleh sutradara pemenang Piala Citra, Benni Setiawan.
Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, dan Tissa Biani menjadi pemeran utama dalam film ini. Ringgo sendiri baru saja memenangkan piala Citra FFI 2024 sebagai aktor terbaik.
Film ini akan tayang resmi di bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Agustus 2025, namun masyarakat Makassar mendapat kesempatan lebih dulu untuk menyaksikan kisah menyentuh tersebut lewat screening.
Produser dan Chief Content Officer Visinema Studios, Anggia Kharisma, menyebut film ini adalah bagian dari komitmen Visinema menghadirkan cerita keluarga yang membumi dan menggugah.
Menurutnya, Panggil Aku Ayah membuka ruang refleksi bahwa kasih sayang sejati tidak selalu datang dari hubungan darah, melainkan dari empati, kehadiran, dan cinta yang tulus.
“Kami percaya, cerita seperti ini penting untuk terus dihadirkan di layar lebar Indonesia karena dekat dengan keseharian kita,” ucap Anggia.
Sutradara Benni Setiawan menjelaskan bahwa dalam adaptasi ini ia mempertahankan pesan utama film aslinya namun menghadirkannya dengan konteks lokal Indonesia yang lebih kuat dan relevan.
“Dengan kualitas para pemeran yang mampu menghidupkan emosi, saya berharap penonton bisa menemukan makna baru tentang relasi keluarga,” ujarnya.
Dalam film ini, Ringgo Agus Rahman memerankan tokoh Dedi, seorang penagih utang yang tanpa pengalaman sebagai orang tua, namun akhirnya berjuang membesarkan Intan, anak yang bahkan bukan darah dagingnya.
Dia juga engatakan bahwa peran Dedi sangat menantang sekaligus menyentuh karena menggambarkan transformasi emosional yang dalam.
“Cerita ini penuh momen kocak dan hangat, tapi juga menyentuh hati dan membuat perjalanan mereka terasa nyata,” ungkap Ringgo.
Sementara itu, aktris pemeran Intan dewasa yaitu Tissa Biani mengatakan bahwa kisah film ini relevan dengan generasi saat ini, yang sering kali dibesarkan oleh figur di luar struktur keluarga tradisional.
“Sebagai Intan dewasa, saya merasakan bagaimana luka dan cinta dari masa kecil membentuk cara kita memandang keluarga,” ucapnya.
Film ini juga menarik perhatian publik melalui instalasi interaktif Telepon Umum – Panggilan dari Hati di Stasiun MRT Dukuh Atas, yang viral di media sosial karena membuat banyak orang tersentuh dan menangis.
Kampanye ini memperlihatkan betapa kuatnya respons emosional masyarakat Indonesia terhadap tema keluarga dan pentingnya sosok ayah atau pengganti ayah dalam kehidupan mereka.
Di Makassar, penonton yang hadir dalam screening turut larut dalam emosi, seperti diungkapkan Utiya Dini yang menyebut film ini membuatnya menangis haru melihat perjuangan tokoh Dedi.
“Endingnya tidak tertebak, apalagi akting anak kecil yang memerankan Intan benar-benar natural dan menguras emosi,” ujar Dini usai menyaksikan pemutaran perdana di Makassar. (*)